Jumat 18 Feb 2011 10:08 WIB

Obama Kunjungi Negara Sekutunya, Inggris

Barack Obama
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON-- Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris Mei mendatang atas undangan Ratu Elizabeth, Istana Buckingham melaporkan, Kamis.

Obama akan disertai oleh istrinya, Michelle, dalam kunjungan pada 24-26 Mei itu ketika mereka akan tinggal di Istana Buckingham, kediaman ratu di London. Gedung Putih secara hampir bersamaan mengkonfirmasi kunjungan itu, yang akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama Obama ke Eropa.

"Lawatan itu merupakan "pertanda kuatnya hubungan khusus antara kedua negara dan komitmen kekal AS pada sekutu dan mitra Eropa dan NATO-nya," kata jurubicara Gedung Putih Jay Carney.

Itu adalah kunjungan kenegaraan pertama ke Inggris oleh seorang presiden AS sejak kunjungan George W. Bush pada November 2003. Sekitar 100.000 demonstran turun di London ketika itu untuk memprotes terhadap kunjungan Bush, yang terjadi segera setelah perang Irak.

Hanya satu atau dua pemimpin melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris tiap tahun untuk tinggal yang ditandai dengan kemegahan, penghormatan garda militer dan jamuan makan resmi. Obama akan berkunjung kurang dari sebulan setelah cucu laki-laki Ratu Elizabeth, Pangeran William, pewaris kedua takhta kerajaan Inggris, menikahi tunangannya Kate Middleton pada 29 April di Westminster Abbey di London. William adalah Putra Pangeran Charles dengan mendiang Puteri Diana yang meninggal akibat kecelakaan mobil di Paris.

Inggris dan AS adalah sekutu dekat dan Inggris menghargai yang disebut "hubungan khusus"nya dengan negara adidaya itu. Tapi telah ada sedikit ketegangan dalam hubungan itu belum lama ini, khususnya karena pembebasan oleh pihak berwenang Skotlandia pada 2009 atas seorang warga Libya yang dihukum karena pemboman 1988 atas Penerbangan Pan Am 103 di atas Lockerbie, Skotlandia.

Perdana Menteri David Cameron, yang baru berkuasa selama sembilan bulan, telah mengatakan keputusan pemerintah Skotlandia untuk membebaskan Abdel Basset al-Megrahi adalah keputusan yang salah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement