Jumat 18 Feb 2011 11:14 WIB

Skandal Pedofilia Terbongkar, Keuskupan di AS Baru Perintahkan Investigasi

Uskup Agung Justin Rigali
Foto: AP
Uskup Agung Justin Rigali

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA - Pemimpin dan pemuka Katholik di AS telah memerintahkan investigasi terhadap para pendeta pengidap pedofilia. Perintah diberikan setelah juri dari pengadilan tertinggi AS menyatakan sebanyak 37 pendeta dengan bukti kredibel telah melakukan kekerasan seksual masih aktif di dalam gereja.

Uskup Agug Philadelphia, Justin Rigali, juga memutuskan tiga pendeta,Joseph DiGregorio, Rev Joseph Gallagher and Rev Stephen Perzan, untuk tak lagi bertugas secara administratif karena mereka terjerat kasus serupa.

Juri pengadilan menyatakan Gallagher, yang dituduh telah mencumbu seorang bocah altar, telah pensiun dari kepastoran. Sementara Perzan mengalami tuduhan yang sama dan DiGregorio, masih bertugas sebagai pendeta paroki setelah ia dituduh dengan bukti kuat melakukan serangan seksual terhdap gadis berusia 16 tahun.

Keuskupan Agung Philadelphia, adalah keuskupan terbesar keenam di AS dan juri pengadilan tinggi telah membongkar kembali skandal yang menjadi momok.

Pada tahun 2005 telah muncul sebuah laporan rinci tentang ratusan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh puluhan pendeta selama beberapa dekade. Namun baru kali ini laporan ini menghasilkan dakwaan kriminal.

Dalam sebuah pernyataan Rigali berkata, "Banyak orang beriman dan di masyarakat berpikir bahwa keuskupan agung tidak memahami skala pelecehan seksual anak. Kami sangat paham. Tugas di depan saat ini adalah mengenali dimana kita telah jatuh pendek dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan.

"Pelecehan seksual anak-anak adalah kejahatan, selalu salah dan gelap. Melindungi anak, mencegah pelecehan anak dan membantu korban adalah prioritas dari Keuskupan Agung Philadelphia."

Rigali dan pendahulunya, Kardinal Anthony Bevilacqua, yang pensiun, juga disebut dalam gugatan perdata diajukan minggu ini oleh seorang pria anonim, 28 tahun. Ia menuduh mereka menyembunyikan identitas pendeta pelaku pelecehan seksual dari aparat penegak hukum demi menyelamatkan gereja dari skandal berkonsekuensi besar.

Laporan juri pengadilan tertinggi AS juga merekomendasikan vonis bersalah atas dakwaan pemerkosaan dan tindak kejahatan lain yang dilakukan oleh tiga pendeta dan seorang guru.

sumber : Guardian

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement