REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, akan mengunjungi Kairo, Mesir, untuk mengadakan pertemuan dengan dewan militer selaku pemimpin tertinggi di negara Seribu Menara —jukulan Mesir. Cameron merupakan pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Mesir pasca krisis politik yang berujung pada tumbangnya Presiden Hosni Mubarak.
Dalam perjalanan menuju Kairo, Senin (21/2), Cameron berujar,“Ini adalah peluang yang baik untuk mendorong demokrasi untuk ditanamkan di Mesir,” ujarnya dalam keterangan pers yang digelar di pesawat Kepresidenan Inggris, seperti dikutip dari BBC.
Untuk itu, dia mengagendakan sejumlah pertemuan dengan petinggi Mesir, di antaranya pemimpin dewan militer Mohamed Tantawi dan Perdana Menteri Ahmed Shafiq. Selain dengan kalangan pemerintah, Cameron juga mengagendakan pertemuan dengan oposisi utama Mesir, Ikhwanul Muslimin.
”Kita akan berbicara dengan otoritas yang berwenang di sana tentang bagaimana proses transisi dari militer ke sipil. Kami selaku negara sahabat mengharapkan yang terbaik bagi Mesir. Tentunya Inggris dan Uni Eropa siap melakukan sesuatu demi membantu Mesir,” kata Cameron.
Walau enggan menjelaskan secara detail agenda pertemuan dengan pemerintah militer, Cameron berujar pihaknya menyoroti aturan darurat di Mesir yang berlaku sepanjang 30 tahun pemerintahan Mubarak. Dia memandang perlu ada pembahasan khusus untuk merumuskan pengganti aturan darurat yang telah mengundang banyak permasalahan bagi warga sipil tersebut. “Saya tentunya sangat antusias untuk ke Mesir dan menjadi orang pertama yang berkunjung ke sana,” katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika