Kamis 17 Mar 2011 23:12 WIB

AS Anggap Zona Larangan Terbang di Libya tak Mampu Hentikan Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan pada Kamis bahwa pemberlakuan zona larangan terbang terhadap Libya masih kurang cukup untuk menghentikan pasukan Muamar Gaddafi.

Jenderal Norton Schwartz mengatakan kepada sejumlah senator bahwa pasukan militer AS dapat menghentikan angkatan udara Gaddafi bila diperintahkan tetapi mengusulkan tindakan lebih baik untuk mendorong pasukan tentara pemimpin Libya tersebut.

"Pertanyaannya adalah, apakah zona larangan terbang langkah terakhir atau langkah pertama?," kata Schwartz.

Ketika ditanya oleh Senator John McCain, apakah zona larangan terbang cukup untuk mengembalikan memontum dari pasukan Gaddafi, jenderal AU itu menjawab: "Zona larangan terbang tidak akan cukup."

Ia juga mengatakan sejumlah perkiraan bahwa pemberlakukan zona larangan terbang dalam beberapa hari merupakan "terlalu optimistis." "Saya kira langkah itu membutuhkan sepekan untuk diberlakukan," kata Schwartz kepada Komite Senat Angkatan Bersenjata.

Kepala staf AU tersebut mengatakan bahwa rezim Libya memiliki puluhan pesawat tempur dan ratusan helikopter militer, dan sudah mengudara "di wilayah dengan puluhan serangan mendadak per hari."

Ia mengatakan bahwa zona larangan terbang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pesawat yang bermarkas di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi mengatakan bahwa Pentagon mungkin harus menurunkan beberapa sumber daya yang digunakan dalam perang di Afghanistan dan Irak. "Harus ada yang dikorbankan," katanya.

Panglima AU itu menyinggung sebagai contoh akan pesawat AU yang berawak maupun tanpa awak, pesawat banyak digunakan di kawasan Afghanistan dan banyak operasi kontra-terorisme di Timur Tengah.

Komentarnya diutarakan saat negara besar mengadakan pertemuan darurat baru pada Kamis untuk memenuhi permintaan Dewan Keamanan PBB untuk mendorong zona larangan terbang atas Libya dan AS mengisyaratkan jalur yang lebih tegas.

Para pejabat AS mengatakan negara-negara besar harus siap untuk tindakan melebihi zona larangan terbang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement