Jumat 18 Mar 2011 10:00 WIB

39 WNI dari Zona Radiasi

Petugas dengan pelindung lengkap bersiap mengecek tingkat radiasi di sekitar PLTN Fukushima
Foto: AP
Petugas dengan pelindung lengkap bersiap mengecek tingkat radiasi di sekitar PLTN Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tingkat kegawatan situasi lingkungan di Jepang makin tinggi. Empat negara, yaitu Italia, Perancis, Belgia, dan Filipina, telah mengatur penerbangan untuk mengevakuasi warganya dari Negeri Sakura itu menyusul ancaman radiasi dari ledakan dan terbakarnya kompleks Pembanglit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-chi di Pulau Honsu, akibat goyangan gemba bumi 9,0 pada skala Richter (SR) dan terjangan tsunami setinggi 10 meter pada Jumat pekan lalu.

Sementara 13 negara lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS), meminta warganya meninggalkan Jepang atau setidaknya menghindari wilayah Tokyo atau wilayah Timur Laut Pulau Honsu untuk menghindari paparan radiasi nuklir. Bagaimana dengan sikap dan langkah Indonesia untuk penyelamatan warganya di Jepang?

Juru Bicara Kemenerian Luar Negeri (Kemenlu), Kusumah Habir, pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang telah memerintahkan evakuasi warga Negara Indonesia (WNI) dalam radius 50 kilometer dari pusat reaktor nuklir Fukushima. Pilihan jarak jangkauan ini lebih jauh ketimbang ketentuan otoritas Jepang yang menetapkan pengosongan wilayah hanya dalam radius 30 kilometer dari PLTN.

Sementara Ketua Komisi I (Bidang Hubungan Luar Negeri) DPR, Mahfudz Siddiq (PKS), menyebutkan dua opsi langkah evakuasi WNI dari Jepang. Opsi terburuk adalah evakuasi langsung dari zona bencana atau radiaso ke Tanah Air. Namun, kapan itu dilakulan, masih menunggu perkembangan level bahaya radiasi tersebut.

Kusuma Habir, Jubir Kementerian Luar Negeri

Apa antisipasi terhadap WNI yang berada dalam ancaman radiasi nuklir di Jepang?

Kami telah memerintahkan untuk mengevakuasi WNI yang berada hingga jarak 50 kilometer dari pusat reaktor nuklir Fukushima. Ini adalah bentuk antisipasi terhadap kondisi memburuk. Sejauh ini 39 WNI telah dievakuasi, 24 di antaranya dibawa ke Tokyo. Delapan orang dijamin keselamatannya oleh perusahaan tempat mereka bekerja dan tujuh lainnya dalam proses evakuasi.

Bagaimana perkembangan evakuasi WNI di zona bencana Jepang?

Pada Rabu (16/3), sekitar 99 warga Negara Indonesia (WNI) kembali dievakuasi dari sejumlah lokasi bencana dan dibawa ke penampungan pengungsim Sekolah Indonesia Tokyo. Pencarian kini terus dilakukan terutama terhadap 160 WNI lagi yang dikabarkan tinggal di zona bencana. Kami bewrkoordinasi dengan pihak berwenang di Jepang. Kami harap, mereka dapat segera diketahui keberadaannya untuk dievakuasi ke Tokyo maupun ke Tanah Air.

Apa rencana bagi WNI yang jadi pengungsi korban gempa dan tsunami di pesisir timur Jepang itu?

Sementara direlokasi ke Tokyo, sebelum dievakuasi ke Tanah Air. Tapi tergantung kembali bagi mereka, apa mau dievakuasi (ke Indonesia) atau tetap bertahan di Jepang. Dalam hal ini koordinasi terus dilakukan oleh tim KBRI Tokyo dengan pemerintah.

Ada sebagian yang tetap ingin menetap di Jepang mengingat pekerjaan maupun kegiatan yang sulit untuk ditinggalkan. Mereka juga merasa tinggal di Jepang bukan masalah terutama bagi yang tidak terkena dampak bencana.

Sejauh ini sudah berapa WNI yang dievakuasi ke Tanah Air?

Sudah dua kloter (kelompok terbang) yang pulang ke Tanah Air. Pertama adalah 99 orang yang tiba pada Selasa (15/3). Sementara yang terakhir, 10 orang WNI, tiba kemarin (16/3) malam.

Rencananya malam ini (tadi malam, red) 90 lagi akan tiba dari Jepang. Di luar tiga tahap ini pula, masih ada rencana untuk memberangkatkan pengungsi lain ke Tanah Air.

Apa yang mendasari pemulangan pengungsi ke Tanah Air, apakah kondisi di sana tidak memungkinkan untuk tetap bertahan?

Mereka umumnya dalam kondisi tidak membawa harta benda. Mereka di Tokyo dalam kondisi keterbatasan. Karena itu, untuk meringankan beban mereka, kami pulangkan ke Tanah Air.

Selain itu, mereka akan mendapatkan pemulihan psikologis yang lebih cepat jika dibawa ke Tanah Air. Mereka pun tidak perlu khawatir karena semua kepulangan dan keberangkatan nantinya pun ditanggung (pemerintah).

Terkait radiasi nuklir yang kini terjadi, apa antisipasi pemerintah terhadap WNI yang masih berada di Jepang?

Kami telah memerintahkan untuk mengevakuasi WNI yang berada dalam jarak 50 kilometer dari pusat reaktor. Ini adalah bentuk antisipasi jika suatu saat kondisi memburuk.

Sejauh ini 39 WNI telah dievakuasi, 24 di antaranya telah dibawa ke Tokyo, delapan orang dijamin keselamatannya oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Sementara tujuh lainnya dalam proses evakuasi.

Apa tingkat radiasi telah membahayakan sehingga mereka harus segera dievakuasi?

Ini sebagai bentuk antisipasi saja. Pemerintah Jepang kan telah menetapkan zona aman 30 kilometer. Tapi kami tidak ingin mengambil risiko. Jadi langkah antisipasi kami tetapkan bagi yang tinggal sejauh 50 kilometer. Langkah ini juga akan menyesuaikan perkembangan terbaru di lapangan.

Apakah mereka juga akan dievakuasi ke Tanah Air?

Yang utama mereka dibawa ke Tokyo dan dalam persiapan untuk dievakuasi ke Indonesia. Kembali lagi, evakuasi terpulang pada pengungsi, apa ingin berada di Tokyo atau bersedia dievakuasi ke Indonesia.

Kapan jangka waktu bagi WNI untuk kembali lagi ke Jepang?

Tentunya jika kondisi di Jepang, terutama di lingkungan mereka, telah normal kembali. Selain itu, mereka kembali jika kondisi pribadi mereka telah memungkinkan.

Pastinya, pascabencana para WNI mengalami problem baik fisik maupun psikis. Kita harap problem ini bisa tertangani saat mereka kembali bersama keluarga mereka di Tanah Air.

Kami harap pula, pemulihan dapat berlangsung cepat sehingga para WNI kembali dapat melaksanakan aktivitas sehari-harinya, seperti sedia kala.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement