Kamis 26 Jul 2018 02:28 WIB

300 Tempat Pengungsian Muslim Rohingya Dilanda Banjir

7.000 warga Rohingya terpaksa berlindung di sebuah tanah kecil.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Pengungsi Rohingya
Foto: Youtube
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Lebih dari 300 tempat perlindungan bagi warga Muslim Rohingya di tanah tak bertuan dilanda banjir pada Selasa (24/7) kemarin waktu setempat. Akibatnya, sebanyak 7.000 warga Rohingya berlindung di sebuah tanah kecil yang berada di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Dilansir Anadolu Agency, Kamis (26/7), sebanyak 7.000 warga tersebut telah berlindung di sana sejak setahun yang lalu, saat mereka dipaksa untuk meninggalkan rumahnya di negara bagian Rakhine utara. Laporan tersebut mengungkapkan tanah tak bertuan itu berupa tanah-tanah bidang di  sepanjang perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar.

Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 750.000 pengungsi, yang sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan militer Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas.

Berdasarkan data dari Doctors Without Borders, setidaknya 9.400 orang Rohingya tewas di Rakhine dari 25 Agustus hingga 24 September tahun lalu. Dalam laporan yang diterbitkan baru-baru ini, kelompok kemanusiaan mengatakan kematian 71,7 persen atau 6.700 orang Rohingya disebabkan oleh kekerasan.

Mereka termasuk 730 anak-anak di bawah usia 5 tahun. Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat karena puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan termasuk bayi dan anak kecil, pemukulan brutal, dan penghilangan yang dilakukan oleh personil keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement