Senin 15 Oct 2018 15:01 WIB

Mahathir Ungkap Alasan Pembebasan 11 Muslim Uighur

Pembebasan Muslim Uighur diprediksi menambah ketegangan hubungan dengan Cina.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Muslim Uighur
Foto: ABC News
Muslim Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia membebaskan 11 orang etnis Muslim Uighur karena mereka tidak melakukan kesalahan. Orang-orang itu melarikan diri ke Malaysia setelah kabur dari penjara Thailand tahun lalu.

Pekan lalu Malaysia membebaskan 11 orang tersebut dari tahanan dan mengirim mereka ke Turki. Malaysia mengabaikan permintaan Cina untuk menyerahkan mereka ke Beijing.

"Mereka tidak berbuat salah di negara ini, jadi mereka dibebaskan," kata Mahathir dalam komentar singkat kepada wartawan di parlemen, Senin (15/10), dikutip Channel News Asia.

Langkah Malaysia tersebut kemungkinan akan membebani hubungan negara itu dengan Cina. Sebelumnya, Mahathir yang memenangkan pemilihan umum pada Mei lalu itu telah membatalkan proyek yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan Cina senilai lebih dari 20 miliar dolar AS.

Pada Jumat (12/10), Cina, yang telah meminta agar 11 orang itu diekstradisi, menyatakan dengan tegas menentang keputusan Malaysia untuk membebaskan mereka dan mengirimnya ke Turki. Jaksa di Malaysia, yang merupakan negara mayoritas Muslim, mencabut tuduhan terhadap para Muslim Uighur itu atas dasar kemanusiaan.

Orang-orang itu ditahan dan didakwa karena telah secara ilegal memasuki Malaysia setelah membobol penjara Thailand pada November lalu. Mereka melubangi dinding penjara dan menjadikan selimut sebagai tangga.

Reuters melaporkan pada Februari lalu bahwa Malaysia berada di bawah tekanan besar dari Cina untuk mengekstradisi orang-orang itu ke sana. Beberapa misi Barat telah berusaha menghalangi Kuala Lumpur untuk mengirim mereka ke Cina, yang dituduh telah sering menganiaya warga Uighur.

Beijing menuduh separatis di kalangan minoritas Uighur merencanakan serangan terhadap mayoritas Han Cina di wilayah Xinjiang dan di tempat lain. Sementara Cina telah dituduh melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang, dengan melakukan penyiksaan terhadap tahanan Uighur dan memberikan kontrol ketat terhadap agama dan budaya mereka. Namun Cina membantah melakukan kesalahan.

Selama bertahun-tahun, ratusan, mungkin ribuan, warga etnis Uighur telah melarikan diri Cina dengan melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi melalui Asia Tenggara ke Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement