Rabu 29 Apr 2015 21:59 WIB
gempa nepal

BSMI Berangkatkan Relawan ke Nepal

BSMI berangkatkan relawan ke Nepal. (Dok.BSMI)
Foto: dok. bsmi
BSMI berangkatkan relawan ke Nepal. (Dok.BSMI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai respon atas musibah gempa bumi berkekuatan 7,9  skala richter di Nepal, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) memberangkatkan tim kemanusiaan ke Nepal, Rabu (29/4).

Tim relawan BSMI yang berjumlah empat orang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pukul 11.45 WIB dan tiba di Kathmandu pukul 21.30 waktu Nepal.

Di Nepal, tim relawan akan memberikan bantuan kemanusiaan diantaranya pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan kepada pasien korban gempa bumi.

Tim relawan kemanusiaan BSMI ke Nepal terdiri dari Muhamad Rudi (ketua rombongan/relawan asisten medis), Dr dr Aris Prasetyo, M.Kes (relawan medis), Riga Daniswara dan Ibnu Hadi (relawan logistik dan humas) selama dua pekan.

Sedangkan bantuan yang dibawa berupa bantuan obat-obatan yang beratnya lebih dari 500 kg senilai Rp 250 juta. Di lokasi bencana, tim relawan akan berkoordinasi dengan pejabat pemerintahan setempat, KBRI dan rumah sakit setempat untuk memberikan bantuan medis.

Relawan BSMI tiba di bandara Soekarno Hatta pukul 10.00 WIB dan langsung memberikan keterangan pers kepada wartawan media yang sudah menunggu di terminal 2D.

Ketua rombongan yang juga sebagai Sekretaris Jenderal BSMI Muhamad Rudi mengatakan pengiriman bantuan ke Nepal merupakan bentuk solidaritas antar bangsa.

Tim relawan yang diberangkatkan hari ini akan berupaya juga membantu WNI yang menjadi korban gempa dan mencari informasi WNI yang hilang yang kini masih belum jelas nasibnya.

“Tim ini adalah tim advance (assesment) yang selain memberikan pelayanan medis, juga akan memberikan informasi sebenarnya wilayah Nepal pascagempa. Informasi ini akan sangat berguna bagi para relawan yang akan dikirim pada gelombang kedua dari Indonesia,” ungkap Rudi kepada Republika, Rabu (29/4).

Pengiriman relawan yang kedua ke Nepal, lanjut Rudi, paling cepat tiga hari sejak tim advance berangkat, atau setidak-tidaknya satu atau dua pekan.

Nantinya, tim kedua akan lebih banyak relawan yang berasal dari dokter spesialis seperti anastesi, orthopedi, penyakit dalam, kesehatan masyarakat, anak dan psikososial (trauma healing) untuk mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan di Kathmandu.

Saat ini, lebih dari 4000 orang meninggal dunia akibat gempa bumi yang mengguncang Nepal, Sabtu (25/4). Sedangkan korban luka-luka mencapai 6.500 orang dan delapan juta orang terganggu hidupnya pascagempa yang mengenai 30 wilayah bagian Nepal dari 75 wilayah secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement