Ahad 31 Dec 2017 03:00 WIB

Turki Sebut UE Lamban Penuhi Janji Bantu Pengungsi Suriah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Endro Yuwanto
Anak-anak pengungsi bermain sepak bola di desa Jibreen selatan Aleppo, Suriah,
Foto: AP / Hassan Ammar
Anak-anak pengungsi bermain sepak bola di desa Jibreen selatan Aleppo, Suriah,

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki menyatakan, dana bantuan yang Uni Eropa (UE) yang disalurkan untuk membantu para pengungsi Suriah belum sepenuhnya diberikan.

Dari total dana sebesar enam miliar euro yang disepakati pada 2015 dan 2016, hanya 1,78 miliar euro yang disampaikan ke Pemerintah Turki dan lembaga kemanusiaan internasional yang bertanggung jawab menjalankan program bagi para pengungsi Suriah.

Kementerian Turki untuk UE menyatakan, Turki sudah menyalurkan 30 miliar dolar AS untuk membantu para pengungsi Suriah selama tujuh tahun. Sekitar tiga juta euro dana yang dijanjikan UE pada November 2015 untuk membantu pengungsi Suriah belum juga dibayarkan.

Sejauh ini, UE baru mentrasnfer dana sebesar 1,78 miliar euro. 1,3 miliar euro di antaranya disalurkan melalui lembaga kemanusiaan internasional, 270 juta euro melalui Kementerian Pendidikan, 120 juta euro melalui Kementerian Kesehatan, dan 12 juta euro melaui Kementerian Dalam Negeri.

Namun, sisa dana yang UE janjikan belum juga disampaikan kepada pengelola program bagi pengungsi Suriah. ''Sayangnya, mekanisme pencairan dana bantuan di UE tidak berjalan cepat,'' ujar Menteri Turki untuk UE dalam keterangan resmi seperti dikutip Reuters, Sabtu (30/12).

Sebelumnya, Turki menyatakan akan lebih mudah bila UE menyerahkan dana bantuan itu melalui Pemerintah Turki. Hal itu ditolak UE karena mereka yakin selalu ada kanal kemanusiaan yang bisa memberikan langsung bantuan kepada langsung kepada pengungsi Suriah.

Sebagai balas jasa atas hal itu, Turki sepakat untuk menahan imigran Suriah menyeberang ke Eropa melalui Laut Aegea. Sayangnya, hubungan Tuki dengan UE belakangan sedang tak begitu baik. Turki geram karena Jerman memberi suaka kepada sejumlah tokoh Turki yang terlibat dalam upaya kudeta pada Juli lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement