Kamis 09 Jun 2011 20:14 WIB

Parlemen AS Desak Pengurangan Peran di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASAHINGTON - Anggota parlemen Amerika Serikat, Rabu (8/6), menyerukan pengurangan peran negara adidaya itu di Afghanistan, tambahan tekanan pada pemerintahan Obama untuk mempercepat akhir perang lama dan mahal itu saat membahas penarikan awal tentara pada musim panas ini. Senator terkemuka dari kedua partai menyebut kehadiran Amerika Serikat di Afghanistan berlebihan setelah hampir satu dasawarsa perang, saat mereka memilih calon Presiden Barack Obama memimpin tugas negara adikuasa itu di Kabul.

"Sementara Amerika Serikat memiliki kepentingan murni keamanan negara di Afghanistan, tekad kita saat ini tentang pasukan dan dolar tidak memadai untuk kepentingan kita dan tak berkelanjutan," kata John Kerry dari Demokrat, ketua berpengaruh komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Ryan Crocker, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Irak dan Pakistan, yang ditunjuk Obama menjadi utusan baru di Kabul, menggemakan suara pemimpin tentara dalam menggambarkan kemajuan tentara, yang ditambah Obama 30.000 orang, di jantung Taliban di selatan. Kerry dan yang lain menyuarakan keraguan tentang keberhasilan siasat di Afghanistan, panglima tentara menyatakan gelombang pasukan Amerika Serikat membuat Taliban keluar dari beberapa daerah, tapi tempat penyelesaian politik, yang dapat membawa perdamaian abadi, mungkin bertahun-tahun lagi.

Anggota parlemen menyatakan prihatin tentang keawetan keberhasilan tentara di Afghanistan selatan dan mencatat bahwa serangan meningkat di sepanjang perbatasan timur dengan Pakistan. "Meskipun sepuluh tahun penanaman modal, kita tetap dalam pusaran, yang menghasilkan kemajuan nisbi, tapi gagal memberikan penyelesaian politik atau ketentaraan," kata Senator Richard Lugar, petinggi panitia itu dari Republik.

Setelah serangan menewaskan Usamah bin Ladin di Pakistan, lawan di Kongres dengan cepat berkembang atas perang itu, yang sekarang berbiaya lebih dari 110 miiliar dolar setahun dan belum memperoleh hasil menentukan di medan perang atau dalam bantuan. Terhadap latar belakang itu, Obama akan mengumumkan bahwa ia akan memulangkan sejumlah besar dari 100.000 tentaranya dari Afghanistan sejak Juli.

Rakyat Amerika Serikat semakin siap untuk penarikan pasukan itu, kata jajak pendapat CBS News. Enampuluh empat persen petanggap berpikir jumlah tentara di Afghanistan harus dikurangi, naik 16 angka dari bulan lalu dan tertinggi dalam jajak pendapat CBS.

Namun, perbantahan atas penarikan awal dan dampak kematian Osama mengungkapkan kesenjangan antara Gedung Putih dengan panglima tentara, yang memperingatkan bahwa penarikan tergesa-gesa dapat "membahayakan". Sementara pemimpin tentara mengatakan terlalu dini untuk mengukur dampak kematian Osama di Afghanistan, tempat tentara memerangi Taliban, bukan Alqaidah, Kerry menyatakan Washington harus menangkap kesempatan untuk merumuskan kebijakan Afghanistan.

"Kami memiliki peluang perencanaan sebelum membuat penyesuaian untuk siasat memastikan peralihan berhasil pada 2014," katanya. Berdasarkan atas rencana NATO, pemerintah Afghanistan diharapkan mengambil tanggung jawab keamanan pada 2014.

Crocker, yang memperoleh nama baik dalam diplomasi efektif dan pengetahuan wilayah rumit pada puncak perang aliran Irak, berjanji meningkatkan bantuan Amerika Serikat di Afghanistan dan memberantas korupsi. Penunjukan Crocker, yang Eikenberry Karl pendahulunya memiliki hubungan tidak baik dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, adalah bagian dari upaya Obama meningkatkan nama baik Amerika Serikat di Kabul dan untuk memberi tenaga baru bagi pembicaraan perdamaian dengan Taliban.

"Telah begitu banyak darah buruk tumpah antara Kedutaan Besar dan istana presiden bahwa hanya seseorang seperti Crocker pun memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungan itu, tapi itu pun mungkin tidak cukup," kata Joshua Foust, pengulas di Proyek Keamanan Amerika.

 

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement