Senin 01 Feb 2016 19:59 WIB

Belgia-Prancis Bahas Terorisme Setelah Serangan Paris

Pasukan bersenjata berjaga-jaga di sekitar pusat perbelanjaan di Brussel, Belgia, menyusul kemungkinan teror di Brussel setelah Paris.
Foto: Reuters
Pasukan bersenjata berjaga-jaga di sekitar pusat perbelanjaan di Brussel, Belgia, menyusul kemungkinan teror di Brussel setelah Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Belgia dan Prancis menggelar pembicaraan di Brussels, Senin (1/2), untuk memperkuat kerja sama melawan teror setelah Belgia menjadi sorotan akibat kegagalannya membantu mencegah serangan di Paris.

PM Belgia Charles Michel dan PM Prancis Manuel Valls bersama dengan menteri dalam negeri dan menteri kehakiman masing-masing juga akan menangani ancaman terorisme lebih luas di Uni Eropa dan wilayah bebas paspor Schengen, yang akan memberlakukan kebijakan perjalanan tanpa hambatan.

Pertemuan kecil tersebut dimulai tepat pukul 22.45 WIB akan berpusat pada kerja sama Prancis-Belgia dengan pokok serangan terorisme dan radikalisasi serta cara meneguhkannya, kata pejabat Prancis menyusul ketegangan di antara dua negara bertetangga atas masalah tersebut.

Kedua pihak akan belajar, khususnya bagaimana meningkatkan pembagian intelijen. Belgia menyangkal kritikan terhadap kepolisian dan badan intelijen Prancis yang diduga gagal dalam mencegah serangan pada 13 November yang menewaskan 130 orang. Serangan tersebut diklaim kelompok ISIS selaku penanggung jawab.

Michel bersikeras Belgia tidak melanggar hukum wilayah setelah para investigator mengungkap beberapa penyerang Paris dan orang yang diduga membantu penyerang berasal dari lingkungan imigran bermasalah Molenbeek di Brussels. ISIS mengatakan empat dari sembilan pelaku penyerangan adalah penduduk asli Belgia, termasuk salah satu yang diorganisir Abdelhamid Abaaoud yang tewas dalam penggerebekan polisi Prancis beberapa hari setelah pembantian itu.

Tiga lainnya warga negara Prancis dan dua warga Irak. Sejak pertengahan November, 11 orang tertangkap dan diadili di Belgia dalam kaitannya dengan pembantaian tersebut. Seorang tersangka utama, Salah Abdeslam dan temannya Mohamed Abrini keduanya dari Molenbeek masih buron.

Meskipun ada ketegangan yang terpendam, Prancis dan Belgia menyerukan kerja sama antarkeduanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement