Selasa 11 Jul 2017 09:00 WIB

Trump Sebut Merkel Setuju dengan Tindakan Ivanka di G20

Ivanka Trump menjabat tangan ayahnya Donald Trump.
Foto: Reuters
Ivanka Trump menjabat tangan ayahnya Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump membela putrinya, penasihat Gedung Putih Ivanka Trump, pada Senin (10/7) sesudah ia mengangkat alis banyak orang pada akhir pekan lalu dengan mengambil tempatnya di meja dengan pemimpin dunia pada pertemuan G20.

Ia sebentar duduk di kursi ayahnya di pertemuan dunia di Hamburg itu selama sidang tertutup tentang pembangunan Afrika saat presiden Bank Dunia berbicara.Penampilannya itu memicu serangkaian tanggapan di Twitter dan menyita perhatian media Jerman dan gerai lain.

Pada Senin (10/7) pagi, Trump di Tweeter menyebut pengaturan itu sangat standar. Ia juga mencatat bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menuan-rumahi temu puncak G20, setuju.

Merkel mengabaikan langkah tersebut pada jumpa pers sesudah pertemuan G20 berakhir. "Ivanka termasuk perutusan AS," kata Merkel, yang bekerja dengannya dalam berbagai masalah, pada pekan lalu seperti dilansir Reuters.

Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, juga membela Ivanka, dengan mengatakan bahwa puteri presiden tersebut sering duduk di pertemuan dengan dia dan Trump, terutama dalam hal menyangkut wanita dan usaha.

Ivanka Trump menjalankan usaha pakaian dan perhiasan sebelum resmi bekerja di Gedung Putih setelah ayahnya menjabat pada Januari. Ia mengambil masalah wanita sebagai salah satu bidang kebijakannya.

Di G20, ia juga menjadi sorotan dalam acara terpisah bersama Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dan pemimpin dunia lain untuk meluncurkan pinjaman negara-swasta untuk mendorong wanita pengusaha di negara berkembang.

Lawrence Summers, mantan pejabat Bank Dunia dan penasihat ekonomi di bawah presiden dari Demokrat Barack Obama, menyatakan kepala pemerintahan jarang meninggalkan tempat pada temu puncak besar dan bahwa, bila mereka harus pergi, menteri luar negeri atau pejabat sangat tinggi lain biasanya mengisi tempatnya.

"Tidak ada contoh anak kepala pemerintahan dewasa mengambil tempat duduk," katanya dalam tulisan di Washington Post pada Ahad (9/7).

"Tidak ada contoh untuk alasan baik. Itu menghina hadirin lain dan mengirimkan tanda ketidakberdayaan pejabat tinggi pemerintah," demikian Lawrence Summers.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement