Selasa 06 Nov 2018 11:10 WIB

Afghanistan Terkena Imbas Sanksi AS untuk Iran

Warga Afghanistan yang melakukan perjalanan ke Iran menurun drastis.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).
Foto: Republika/Andi Nur Aminah
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Selama bertahun-tahun, baik selama musim dingin atau musim panas, warga Afghanistan selalu memenuhi Kedutaan Besar Iran di ibu kota Kabul. Mereka rela mengantre panjang demi mendapatkan visa untuk bepergian ke negara itu.

Jumlah pemohon visa yang semakin meningkat bahkan telah mendorong Teheran untuk memberlakukan pembatasan bagi wisatawan Afghanistan. Mereka juga memberikan jaminan uang dan tiket penerbangan kembali.

Diperlukan sedikitnya waktu satu minggu bagi pemohon yang paling beruntung agar visa mereka dapat disetujui. Ratusan warga Afghanistan lainnya memilih untuk memasuki Iran dengan cara ilegal dan berbahaya.

Mereka melarikan diri ke Iran entah karena perang atau kemiskinan di kampung halaman mereka. Mereka juga biasanya memasuki Iran untuk reuni keluarga atau transit yang nantinya akan menuju ke Turki dan ke Eropa.

Namun sejak sanksi keuangan dan ekonomi Amerika Serikat (AS) menampar Iran pada Agustus lalu, jumlah warga Afghanistan yang ingin melakukan perjalanan ke Iran telah menurun drastis. Teheran telah meringankan pembatasan visa guna membujuk warga Afghanistan untuk pergi ke negara tersebut.

Warga Afghanistan yang memasuki Iran secara legal atau ilegal untuk bekerja, akan kembali ke Afghanistan dalam jumlah besar, bersama dengan beberapa pengungsi Afghanistan yang telah tinggal di sana selama beberapa dekade. Kembalinya mereka disebabkan karena devaluasi mata uang Iran terhadap dolar atau mata uang asing.

Ekonomi Afghanistan juga ikut terpuruk akibat sanksi AS yang melumpuhkan Iran. Teheran merupakan mitra dagang utama Afghanistan yang mengimpor hampir 2 miliar dolar AS barang dan bahan bakar setiap tahun.

Efek dari sanksi itu sangat terasa di wilayah barat Afghanistan, khususnya Herat. "Sayangnya, sanksi telah berdampak langsung di wilayah barat dalam hal impor, ekspor dan transit," ujar Saad Khatebi, kepala Kamar Dagang Herat kepada Arab News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement