Kamis 14 Apr 2011 20:56 WIB

Dubes Suriah: Tak Ada Apa-Apa di Suriah!

Red: cr01
Presiden Suriah Bashar al-Assad
Foto: AP/Bassem Tellawi
Presiden Suriah Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari-hari ini situasi Suriah dikabarkan kian memanas dan mencekam seiring dengan berita penangkapan 350 orang lelaki desa Beida di kota pesisir Baniyas.

Namun Duta Besar Suriah untuk Indonesia Bassam Al-Khatib menegaskan berita tersebut palsu dan sengaja dibuat pihak-pihak luar yang tidak ingin melihat Suriah dalam keadaan tenang dan damai.

“Seperti anda ketahui, dunia teknologi informasi termasuk media massa dipegang oleh Barat, terutama Amerika Serikat dan Eropa. Maka dengan mudah mereka melaporkan telah terjadi “sesuatu” di Suriah. Padahal tidak ada apa-apa di Suriah!” kata Bassam, ketika ditemui Republika.co.id di ruang kerjanya, Kamis (14/5) malam.

Menurut dia, Suriah adalah negara Arab yang kaya dengan peradaban dan kebudayaan. Memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam di seluruh dunia, terutama di Eropa. Maka wajar saja jika banyak pihak yang ingin menjadikan negeri ini dalam keadaan kacau.

Di Suriah, lanjut Bassam, tidak pernah terjadi demonstrasi besar-besaran seperti yang diberitakan media-media asing. Apalagi pembunuhan terhadap rakyat. Justru yang terjadi adalah demonstrasi yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar Al-Asad. “Presiden Bashar adalah pemimpin muda yang cerdas, cakap dan dicintai rakyat. Anda bisa lihat keadaan kami di sana,” kata Bassam seraya menghidupkan televisi yang terdapat di depan meja kerjanya.

Di layar kaca nampak Bashar Al-Asad dikelilingi ribuan rakyat dan pendukungnya. Dengan senyum yang khas ia menjabat tangan orang-orang yang berada dekat dengannya. Tidak nampak pasukan keamanan kepresidenan di samping Asad, hingga warga Suriah dengan leluasa berebut menjabat tangan sang pemimpin.

“Anda lihat sendiri, kan? Yang ada adalah unjuk rasa mendukung pemerintah, bukan ingin menumbangkan pemerintah. Justru berita-berita seperti ini yang tidak pernah dimuat media asing. Bahkan stasiun televisi Al-Jazirah berkali-kali menyiarkan berita palsu, dan diulang terus-menerus,” ujarnya.

Sayangnya, kata Bassam, tidak hanya media asing saja yang memunculkan berita-berita palsu tentang Suriah, namun kantor-kantor berita Arab juga ikut-ikutan memprogandakan kebohongan serupa. “Warga Suriah terdiri dari beragam agama, suku bangsa, ras, aliran politik maupun sekte. Namun mereka adalah satu bangsa yang mencintai pemimpinnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement