REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar mengatakan akan berkunjung ke Arab Saudi pada Mei mendatang, untuk menjalin kerjasama dan membuka Kedutaan Besar Sudan Selatan di ibukota Riyadh.
Selain itu, Arab Saudi juga akan membuka kedutaan besar di Juba, ibukota Sudan Selatan. “Pembukaan dua kedutaan besar di Riyadh dan di Juba akan diumumkan pada bulan Juli mendatang,” kata Machar, sebagaimana dikutip koran Al-Sharq Al-Awsat, Rabu (20/4).
Menurut Machar, Pemerintah Sudan Selatan, yang dipimpin Presiden Salva Kiir mengandalkan hubungan yang kuat dengan Arab Saudi karena negara ini adalah kunci untuk membuka hubungan dengan negara-negara Arab dan Islam lainnya.
Machar mengatakan akan mengadakan diskusi dengan Kerajaan Saudi tentang isu-isu umum kedua negara, juga tentang hal-hal khusus seperti pelatihan hakim, pengelolaan zakat, haji, dan lainnya. “Kami memiliki Dewan Islam di Sudan Selatan yang menjaga kepentingan umat Islam. Selain itu, kami juga memiliki universitas Islam dan rumah-rumah ibadah yang perlu didukung, dan Arab Saudi adalah negara yang paling penting yang dapat melakukannya,” ujarnya.
Masih kata Machar, sebagai negara baru yang berbeda bahasa dengan Arab Saudi, maka pembukaan kedutaan besar di kedua negara akan menghasilkan dampak yang positif terhadap dunia Arab dan Islam. “Perbedaan bahasa tidak akan menjadi kendala, karena banyak orang yang menggunakan bahasa Arab. Kami dapat belajar bahasa Arab di Sudan Selatan ataupun di Saudi, bahkan belajar bahasa Arab klasik,” tandasnya.