Kamis 19 May 2011 08:29 WIB

Waduh...Toilet Terbuka ala Apartheid Jadi Isu Serius di Pemilu Afrika Selatan

Seorang warga Afrika Selatan mengamati toilet terbuka di lingkungannya
Foto: Guardian.co.uk
Seorang warga Afrika Selatan mengamati toilet terbuka di lingkungannya

REPUBLIKA.CO.ID,  JOHANNESBURG - Warga Afrika Selatan memberi suara pada Rabu (18/5) dalam pemilihan kotapraja. Sementara kaum tunawisma dan toilet terbuka yang dibuat di daerah miskin, dijadikan lambang mengenai ketidakpedulian pemerintah lokal meski apartheid telah berakhir hampir 20 tahun lalu.

Kongres Nasional Afrika (ANC), yang memangku jabatan sejak pemilihan umum semua ras pertama di Afrika Selatan 17 tahun lalu, dapat dipastikan akan meraih kemenangan. Dukungan masyarakat terhadap partai itu masih sangat besar karena berhasil menjatuhkan kekuasaan kelompok minoritas kulit putih.

Tapi ANC dan pemimpinnya, Presiden Jacob Zuma, dapat dibuat malu oleh perolehan kubu oposisi Aliansi Demokratis (DA), yang menguasai Cape Town. Oposisi telah berkampanye sebagai partai yang dapat memberi layanan kotapraja, demikian laporan Reuters, Kamis.

DA, yang pernah menikmati hak istimewa kulit putih, sekarang berusaha menemukan kembali jatidirinya sebagai partai yang memberikan pemerintahan yang baik buat semua. Partai itu menyatakan yakin akan meraih suara lebih banyak dibandingkan dengan pemilihan umum lokal 2006, ketika DA meraih sebanyak 14 persen suara.

Tempat pemungutan suara ditutup pukul 17:00 GMT (Kamis, pukul 00:00 WIB), dan hasil pertama diperkirakan disiarkan pada Rabu malam waktu setempat, serta hasil akhir pada Jumat, katanya.

Kampanye untuk menguasai 278 kotapraja, termasuk Johannesburg, Cape Town, Durban dan Pretoria, memanas saat pertikaian mengenai toilet mendominasi berita utama media lokal.

Saat itu isu toilet sungguh menguntungkan kubu ANC. Partai itumeraih keunggulan politis beberapa bulan lalu, ketika partai tersebut mendapati DA tak membuat tembok di sekeliling toilet umum di daerah kumuh di wilayah yang dikuasainya.

Namun ANC sendiri menghadapi kecaman ketika terungkap menjelang pemungutan suara bahwa partai itu juga telah gagal membuat tembok serupa di satu kota yang dikuasainya. Terlebih setelah terungkap seorang pejabat lokal ANC ternyata telah diberi dana negara namun menyelesaikan dengan buruk.

ANC telah mengeluarkan miliaran dolar guna meningkatkan kehidupan rakyat miskin tapi hasilnya beragam. Kebanyakan uang telah lenyap akibat korupsi dan ketidakmampuan sumber daya manusia, sehingga membuat marah penerima daya kesejahteraan serta pembayar pajak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement