Senin 23 May 2011 14:37 WIB

Cabut Pernyataan, Obama Bilang Palestina takkan Berdiri di Perbatasan 1967

Obama
Foto: AP
Obama

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Barack Obama presiden Amerika mencabut pernyataanya yang diungkapkan Jum’at kemarin yang mengatakan bahwa Negara Palestina harus berdiri berdasarkan perbatasan Juni 1967.

 

Peranyataan Obama ini setelah adanya tekanan dari pihak Zionis Israel yang menolak pernyataan Obama. Bahkan Zionis Israel menganggap pernyataan Obama ini sama dengan menyuruh Israel bunuh diri.

Sementara pidato Obama di depan kongres AIPAC (Tim Loby Zionis di Amerika) Ahad (22/5) sore mengatakan, harus ada timbal balik antara Palestina dan Israel. Maksudnya perbatasan antara Palestina dan Israel akan berbeda dengan perbatasan tahun 1967. Ia menegaskan, perundingan damai dengan Palestina harus dibangun di atas dasar perbatasan tahun 1967.

Kemudian Obama menyinggung tentang pentingnya solusi dua negara yang menegaskan bahwa Isrel negara yahudi democratik. Sementara negara Palestina untuk bangsa Palestina. Kedua negara harus mendapatkan persetujuan dan pengakuan dari kedua belah pihak secara damai.

Dalam kesempatan ini, Presiden Amerika menegaskan kembali tentang pentingnya keamanan Israel sebagai prioritas utama Amerika. “Kami akan melindungi eksistensinya sebagai kekuatan militer yang mumpuni. Sikap Washington dalam hal ini tetap berpihak pada Entitas Zionis yang menolak laporan Goldstone, terkait hasil penyelidikan terhadap perang Gaza tahun 2008 kemarin. Ia menegaskan semua upaya untuk menyerang Israel di PBB akan senantiasa kami tolak."

Adapun terkait dengan kesepakatan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, Obama menganggap hal tersebut sebagai penghalang utama bagi proses perdamaian. "Kami akan medesak agar Hamas mengakui eksistensi Israel dan mengakui hak-haknya sebagai entitas, selain harus menjauhi kekerasan dn komitmen dengan perjanjian sebelumnya," tegasnya.

Obama juga meminta Hamas segera membebaskan serdadu Israel yang diculiknya. Ia pura-pura lupa atau tidak peduli dengan nasib tawanan Palestina yang berjumlah 6.000 orang yang masih mendekam dalam penjara Israel. Sebagian mereka adalah anak-anak dan wanita serta lanjut usia.

 

sumber : info palestina

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement