REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK--Pemberontakan terakhir di Timur Tengah telah menjadi "inspirasi" bagi orang-orang yang didominasi militer Myanmar, kata pemimpin pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. "Kami di Burma iri dengan revolusi Mesir yang cepat dan mudah," kata pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu dalam satu ceramah radio BBC yang disiarkan Selasa, dengan menggunakan nama alternatif negara itu.
"Mengapa Spring Arab menjadi inspirasi bagi rakyat Burma? Karena kita tinggal sendiri dalam masalah itu," tambah pembangkang itu, menurut transkrip yang disiarkan surat kabar The Times, London. "Aspirasi manusia universal untuk bebas telah kami bawa pulang dengan perkembangan terakhir di Timur Tengah. Burma senang dengan peristiwa-peristiwa yang dialami bangsa lain," katanya.
Protes-protes pro-demokrasi pada tahun 1988 dan 2007 secara brutal dihancurkan oleh penguasa militer Myanmar. Suu Kyi dibebaskan pada November setelah tujuh tahun berturut-turut berada di dalam tahanan rumah, kurang dari seminggu setelah pemilihan umum yang para kritikus katakan sebagai permainan yang bertujuan melestarikan kekuasaan militer di balik topeng sipil di Myanmar.
Ikon demokrasi ini siap untuk meluncurkan lawatan pertama politiknya di negara tersebut sejak dibebaskan, meski jadwal belum diumumkan. Keamanan merupakan keprihatinan utama bagi partai ketika konvoi Suu Kyi diserang pada 2003 dalam penyergapan yang tampaknya diatur oleh rezim yang takut pada popularitasnya.
Pemimpin oposisi, yang bulan ini genap berumur 66 tahun itu, telah memenangkan pujian internasional untuk perlawanan damainya dalam menghadapi penindasan. Pada 1990 ia memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) untuk menang pemilu besar-besaran namun tidak pernah diakui oleh penguasa militer Myanmar. Dia memboikot pemilu tahun lalu dan mengatakan peraturan yang diterapkan tidak adil.