Senin 04 Jul 2011 08:03 WIB

Baku Tembak di Ethiopia, Dua Wartawan Jadi Korban

Red: cr01
Salah seorang milisi ONLF di Somalia.
Foto: nazret.com
Salah seorang milisi ONLF di Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA – Tentara Ethiopia menewaskan 15 gerilyawan di wilayah (etnik) Somali dalam sebuah operasi yang juga menyebabkan terlukanya dua wartawan Swedia, Ahad (3/7).

Provinsi etnik Somali—yang lebih dikenal dengan Ogaden—adalah markas kelompok gerilyawan Front Pembebasan Nasional Ogaden (ONLF), yang berperang untuk mencapai kemerdekaan sejak 1984.

"Kedua wartawan Swedia itu melintas ke wilayah Ethiopia, Kamis (30/6), dari negara tetangganya, Somalia, bersama dengan satu tim gerilyawan ONLF, yang bencana melakukan serangan di provinsi itu," kata juru bicara pemerintah Somalia, Shimelis Kemal.

Sang pejabat menambahkan, sekitar 15 gerilyawan pemberontak bersenjata tewas, dan enam lainnya terluka. "Dua wartawan Swedia luka ringan dalam operasi itu. Saat ini, mereka berada dalam tahanan, dan telah menerima perawatan atas luka mereka."

Para pejabat Kedutaan Besar Swedia di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

ONLF menyatakan mereka telah kehilangan kontak dengan wartawan-wartawan itu pada Juli dan menyalahkan pemerintah di negara bagian Puntland, Somalia, yang bertanggung jawab atas penangkapan mereka. "ONLF yakin bahwa wartawan-wartawan itu sekarang di tangan pemerintah Ethiopia. Kami mengkhawatirkan hidup dan keselamatan mereka," kata ONLF dalam sebuah pernyataan.

ONLF lebih lanjut mengecam pemerintah Puntland yang memudahkan penangkapan itu dan memberikan informasi tentang mereka pada agen keamanan Ethiopia. Dugaan itu sulit untuk dibuktikan karena wartawan dan kelompok bantuan tidak dapat bergerak di wilayah tersebut.

Selain pemberontakan ONLF, wilayah kering itu juga menjadi tempat beberapa penculikan dalam empat tahun terakhir dan sejumlah insiden kejahatan. Dua pekerja Program Pangan Dunia PBB (WFP) hilang pada Mei lalu menyusul serangan oleh sejumlah orang bersenjata. Pejabat pemerintah dan ONLF saling menyalahkan atas serangan 13 Mei itu, di mana seorang staf PBB tewas dan seorang lainnya terluka.

Pasukan Ethiopia melakukan serangan terhadap pemberontak ONLF akhir 2007, setelah kelompok itu menyerang fasilitas minyak yang dijalankan China. Serangan ini menewaskan 74 orang. Beberapa pengamat mengatakan kelompok pemberontak telah melemah, tapi masih dapat melancarkan serangan gerilya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement