REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Puluhan ribu demonstran yang berkemah di Tahrir Square menunjukkan kemarahan mereka atas Dewan Tertinggi Militer (DTM). Mereka bahkan menyerukan pemecatan pejabat yang pernah menjadi antek rezim Mubarak. Seruan para demonstran itu juga ditujukan kepada Kepala DTM, Marsekal Mohamed Hussein Tantawi.
Aksi protes merata ke seluruh penjuru Mesir. Para demonstran juga mendirikan tenda-tenda di pusat kota Alexandria, Suez dan beberapa kota-kota kecil pada hari Ahad (10/7).
Para demonstran memblokir lalu lintas di Kairo. Bahkan mereka juga meminta para karyawan supaya mogok kerja. "Kami berhasil meyakinkan banyak karyawan untuk tidak pergi bekerja," kata seorang aktivis hak asasi manusia (HAM).
Para pendemo menggelar aksi unjuk rasa serentak di Kairo dan kota-kota besar lainnya. Mereka menyatakan tetap akan menggelar demonstrasi selama tuntutan mereka tak terpenuhi. Di antara tuntutan mereka adalah pengunduran diri Kepala DTM, Marsekal Mohamed Hussein Tantawi dan penyerahan kekuasan kepada rakyat.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Essam Sharaf berjanji akan menangguhkan keputusan pembebasan atas semua perwira yang dituduh membunuh demonstran. Beberapa perwira yang didakwa membunuh demonstran dibebaskan dengan jaminan. Pengadilan juga menyatakan bahwa setidaknya enam menteri era mantan diktator Mubarak dinyatakan bersih dari korupsi.
Warga Mesir mengeluh karena semakin banyak warga sipil yang diadili di pengadilan militer, sementara anggota rezim Mubarak belum diseret ke meja hijau. Bahkan laporan dari lembaga HAM memperkirakan bahwa junta militer yang kini berkuasa di Mesir mengadili lebih dari 5.000 warga sipil di pengadilan militer. Mereka yang diadili adalah orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi anti-pemerintah pada bulan Februari yang menggulingkan Mubarak.