Sabtu 16 Jul 2011 19:39 WIB

AS Resmi Akui Oposisi Sebagai Pemegang Otoritas Libya

Rep: Friska Yolandha/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Ketua Dewan Transisi Nasional Libya (NTC), Mustafa Abdul Jalil.
Foto: http://www.majalla.com
Ketua Dewan Transisi Nasional Libya (NTC), Mustafa Abdul Jalil.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Amerika Serikat akhirnya mengakui oposisi Libya sebagai “otoritas pemerintah yang sah” negara tersebut. Langkah ini berarti milyaran dollar aset Libya yang dibekukan Bank AS dapat dilepaskan kepada para pemberontak.

Keputusan ini diumumkan oleh Sekretaris Negara Hillary Clinton dalam pertemuan diplomatik di Istanbul. "Amerika memandang rezim Gaddafi tidak lagi mempunyai otoritas yang sah di Libya. Dan hari ini saya mengumumpkan Amerika Serikat mengakui Transisi Dewan Nasional (TNC) sebagai otoritas pemerintahan yang sah untuk Libya hingga otoritas sementara dibentuk," ujar Clinton seperti yang dilansir BBC News.

Clinton juga menambahkan TNC telah menawarkan jaminan penting saat ini, termasuk janji untuk mengejar proses reformasi demokrasi yang inklusif baik secara geografis ataupun politis.

Di Istanbul, Menteri Luar Negeri lain menyatakan persetujuan untuk mengakui otoritas pemberontak. Banyak Menlu yang berasal dari negara Barat dan Arab ini telah lebih dulu mengakui TNC.

Menlu Italy, Franco Frattini satu-satunya keputusan yang tersisa bagi Qaddafi adalah ia tidak punya pilihan selain meninggalkan kekuasaannya. Namun, Qaddafi dengan cepat menolak langkah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement