Sabtu 06 Aug 2011 10:27 WIB

HAM Eropa: Israel tak Komitmen dengan Satupun Aturan Standar Pembebasan Tawanan

Tawanan Palestina di Penjara Israel
Tawanan Palestina di Penjara Israel

REPUBLIKA.CO.ID,OSLO--Jaringan Advokat Eropa untuk Hak Tawanan Palestina (UFree) meminta kepada masyarakat internasional untuk membela dengan penuh tanggungjawab menekan penjajah Israel dan menakutinya agar meninggalkan tindakan ilegal terhadap 6000 lebih tawanan Palestina yang masih mendekam di penjara.

 

Jaringan Advokat Eropa ini menjelaskan bahwa tindakan Israel membebaskan sejumlah tawanan Palestina sebulan lewat setelah masa tahanan yang ditetapkan berakhir mencerminkan dengan jelas inkostitusionalnya tindakan penjajah Israel dan sikap mereka yang tidak menghormati aturan internasional dan PBB.

Jaringan Advokat menegaskan, tawanan yang dibebaskan menghabiskan masa tahanan di penjara Israel dalam beberapa hari, sebagian lain sekitar sebulan setelah lewat masa resmi penahanan. Israel sengaja mengulur pembebasan mereka secara semestinya. Ini dilakukan untuk memberikan sanksi sesuai dengan rekomendasi PM Israel Benjamen Netayahu.

Jaringan Advokat yang berkantor di Oslo Norwegia itu menegaskan bahwa proses pembebasan dan penundaannya memberikan indikasi jelas bahwa penjajah Israel memperlakukan tawanan Palestina tanpa mempedulikan standar dan aturan apapun, bahkan aturan yang dibuatnya sendiri.

Di sisi lain, Jaringan Advokat berharap tawanan Palestina Kifah Qathsy yang dibebaskan hidup secara sehat dan tenang setelah setahun dibebaskan dalam status tahanan administrasi.  

Sebelumnya, Jaringan Advokat ini mengadopsi isu tawanan wanita Palestina Qatsy dan tawanan yang dibebaskan bulan lalu, Naili Shavadi. Jaringan Adovokat mengumumkan tahun 2011 untuk melakukan solidaritas terhadap tawanan-tawanan wanita Palestina lainnya dengan kampanye media dan hukum untuk mengenalkan masyarakat Eropa tentang isu tawanan wanita Palestina.

Jaringan ini juga menggalang dukungan lembaga-lembaga HAM untuk mendukung tawanan Palestina di penjara Israel yang mengalami politik represif dan pelanggaran HAM.

 

 

sumber : info palestina

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement