REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Raja Thailand menyatakan dukungan terhadap Yingluck Shinawatra sebagai perdana menteri (PM) yang berarti menjadikannya sebagai pemimpin secara resmi.
Partai Yingluck memenangkan pemilihan umum dengan meyakinkan dan parlemen mendukung pencalonannya sebagai perdana menteri lewat pemungutan suara, Ahad (7/8) lalu. Dia memimpin koalisi enam partai yang menguasai parlemen dan diperkirakan akan mengumumkan susunan kabinet pekan ini.
Yingluck (44) adalah adik perempuan termuda Thaksin Shinawatra yang dijatuhkan sebagai perdana menteri lewat kudeta pada 2006. Thaksin mendominasi kampanye pemilu dan dilaporkan menguasai Pheu Thai, partai yang dipimpin Yingluck. Yingluck, yang terlibat dalam pemilu sebagai calon nomor satu Pheu Thai, menyangkal saudara laki-lakinya akan menentukan arah kebijakan.
Dia menolak menyebutkan nama-nama menteri, tetapi mengatakan kabinet akan melibatkan empat orang bukan politisi. "Sekarang kita sudah membicarakan hal ini dengan partai-partai koalisi dan telah merampungkan sekitar 80 persen susunan kabinet," katanya kepada para wartawan, Senin (8/9).
Kampanye Pheu Thai menjanjikan pembelanjaan besar-besaran untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan pemilih miskin di daerah pedesaan. Yingluck kini menghadapi tantangan untuk memenuhi janji tersebut. Para pengamat mengatakan sebagian janjinya tidak realistis.
Dia juga harus menghadapi pengunjuk rasa kaos merah yang membantunya berkuasa. Sebagian dari mereka menuntut penyelidikan menyeluruh operasi berdarah tahun lalu terhadap unjuk rasa di Bangkok yang menewaskan puluhan orang.