REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satu dekade setelah serangan teror menara kembar WTC, dampaknya masih terasa bagi warga AS. Tak sekadar dampak sosial, tapi juga dampak ekonomi, keuangan, dan keamanan.
Dalam catatan Aljazeera, fokus anggaran negara AS langsung berubah setelah serangan itu. Misalnya, anggaran Departemen Dalam Negeri berlipat menjadi 311 miliar dolar AS.
Anggaran untuk sektor keamanan bandara, imigrasi, dan perbatasan pun berlipat ganda. Bila tadinya, sebelum serangan 9/11 hanya tiga persen per tahun kini setelah serangan itu menjadi lebih dari 200 persen.
Yang paling menyorot adalah anggaran intelejen. Sebelum peristiwa 9/11, tabu hukumnya membeberkan anggaran intelejen AS. Namun serangan teroris mengubah itu semua.
Sebelum WTC runtuh, anggaran intelejen AS hanya sekitar 30 miliar dolar AS. Pada tahun lalu, jumlah anggaran itu melonjak jadi 55 miliar dolar AS.
Anggaran lain yang juga terkerek naik adalah Administrasi Keamanan Transportasi. Anggaran mereka naik menjadi 8,2 miliar dolar AS dan mempekerjakan 58 ribu orang. Uniknya, setelah mengambil anggaran dari pajak warga AS itu, pemerintah masih membebankan biaya tambahan 2,5 dolar AS per penerbangan untuk biaya keamanan.