REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pasukan pemberontak telah menemukan dua kuburan massal dekat Tripoli di mana sekitar 900 mayat telah dikuburkan, kata Al Arabiya.
"Keterangan para saksi telah memungkinkan kita untuk mengungkap kuburan massal korban dua rezim lama," kata kepala keamanan Tripoli Naji al-Issawi.
Kuburan dekat Gargaresh, sebuah pemukiman sekitar tujuh kilometer (empat mil) dari pusat kota, terdapat sekitar 200 mayat. Kurang lebih 700 mayat dikuburkan di makam kedua di Birasta Milad, daerah perdesaan sekitar 10 kilometer (enam mil) dari pusat kota Tripoli.
AFP melaporkan bahwa beberapa dari mereka yang dimakamkan di Gargaresh, meninggal tidak terlalu lama," terbukti karena kurang terjadi keretakan tubuh jenazah." Setidaknya 15 kuburan massal telah ditemukan di Libya dalam dua pekan terakhir.
Pihak berwenang mengatakan, pada akhir September mereka telah menemukan sebuah kuburan massal 1.700 tahanan di penjara Abu Salim yang terkenal, di mana sekitar 1.200 orang tewas pada pembantaian tahun 1996.
Dua hari kemudian mereka mengumumkan bahwa mereka tidak yakin tentang angka-angka itu karena beberapa tulang yang diidentifikasi sebagai hewan. Pembantaian di Abu Salim menjadi titik kumpul dalam pemberontakan Februari, ketika melawan rezim Muamar Gaddafi, yang berkembang menjadi sebuah konflik sipil bersenjata pada Maret.
Pasukan militer internasional yang dipimpin NATO melakukan operasi militer yang dimulai sejak 19 Maret setelah resolusi PBB tentang "langkah-langkah yang ditargetkan" untuk melindungi warga sipil.
Sejak itu pertempuran terus berlangsung hingga kini antara tentara pemberontak yang tergabung dalam Dewan Transisi Nasional (NTC) melawan pasukan yang loyal kepada Gaddafi.
NTC, yang mendapat pengakuan internasional secara luas, telah memindahkan pusat kegiatannya dari Benghazi ke ibu kota Tripoli, sedangkan pasukan loyalis Gaddafi masih bertahan di Sirte, tempat kelahiran mantan pemimpin Libya tersebut, yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.