Jumat 21 Oct 2011 19:54 WIB

Demi Penyelidikan, Pemakaman Qaddafi Kemungkinan Ditunda

Muammar Qaddafi
Foto: AP
Muammar Qaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Tak akan ada pemakaman jazad Muammar Qaddafi dalam satu atau dua hari ini. Tubuh pemimpin yang berkuasa di Libya 40 tahun lebih ini disimpan di lemari es setelah Komisi Tinggi PBB untuk Hak Azasi Manusia menyerukan penyelidikan atas kematiannya.

Pada hari Jumat, video yang diunggah ke internet menunjukkan Qaddafi tampak masih hidup dan 'sehat' saat ditangkap. Namun belakangan, NTC menyebut Sang Kolonel tewas dalam baku tembak.

"Secara keseluruhan, (rekaman video)  sangat mengganggu," kata Rupert Colville, juru bicara kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Jenazah Qaddafi hingga hari ini masih disimpan dalam sebuah lokasi di Misrata. Para pejuang NTC menangkap dan diduga membunuhnya di kota kelahirannya Sirte pada hari Kamis. Yang pasti, terdapat luka di kepalanya, kata seorang sumber pada Reuters.

Mohamed Sayeh, seorang anggota senior dari NTC, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa "pihak ketiga akan datang dari luar Libya untuk melakukan penyelidikan terkait dengan kematian Qaddafi.

Sayeh mengatakan Qaddafi akan dimakamkan di pemakaman pribadi dengan hormat dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Sebelumnya, Badan HAM PBB menyebutkan detik-detik terakhir Muammar Qaddafi hingga menemui ajal perlu diperjelas dan diselidiki. "Keterangan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah ia tewas dalam pertempuran atau setelah penangkapannya," demikian seruan Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Jumat.

"Tampaknya ada empat atau lima versi yang berbeda dari bagaimana dia meninggal. Seperti Anda ketahui, setidaknya ada dua rekaman video, yang diambil melalui ponsel. Satu menunjukkan dia hidup dan tampak sehat dan satu yang menunjukkan dia mati. Secara keseluruhan, video ini sangat mengganggu," kata pernyataan lembaga ini.

Badan itu mengatakan penting bahwa "keadilan ditegakkan". "Hak asasi manusia harus menjadi landasan semua kebijakan dan tindakan di negeri Libya yang baru," kata pernyataan itu.

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement