Jumat 28 Oct 2011 14:37 WIB

Banjir Thailand Ganggu Produksi Komputer dan Mobil di Tingkat Global

Banjir menggenangi Provinsi Ayutthaya, Thailand Tengah.
Foto: AP
Banjir menggenangi Provinsi Ayutthaya, Thailand Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Produsen komponen mobil dan hard disk komputer termasuk industri paling terpukul karena banjir di Thailand. Terhentinya produksi mereka karena banjir mengganggu kelancaran produksi di tingkat global.

Produsen mobil Jepang yang baru saja mulai pulih dari bencana gempa bumi dan tsunami Maret lalu kini menghadapi kekurangan pasokan komponen utama yang dibuat di Thailand. Negara ini merupakan basis produksi utama di Asia Tenggara.

Toyota Motor Co dan Honda Motor Co telah membatasi produksi di sejumlah pabrik hingga Amerika Utara. Lenovo, produsen komputer nomor dua di dunia, juga terkena imbas. Lenovo awal pekan ini mengatakan akan menghadapi keterbatasan pasokan hard disk hingga kuarter pertama 2012 karena pemasok mereka di Thailand kebanjiran.

Thailand merupakan produsen hard disk nomor dua setelah Cina. Setengah produksi hard disk global berasal dari negara tersebut. Banjir menyebabkan pabrik di Thailand tutup setidaknya untuk beberapa bulan.

Di Thailand, setidaknya tujuh kawasan industri ditutup karena banjir, yakni di Provinsi Ayutthaya, Nonthaburi, dan Pathum Thani. Sebanyak 650 ribu pekerja pun terpaksa menganggur sementara.

Parahnya dampak global karena banjir Thailand disebabkan trend perusahan-perusahaan multinasional yang sangat bergantung pada para pemasok untuk meminimalisasi biaya inventori. Mereka menerapkan konsep ‘just in time manufacturing’. Seperti halnya pada gempa bumi Jepang Maret lalu, ketika satu jaringan pasokan terputus, maka akan mengganggu aktivitas produksi secara global.

“Banyak produk komputer yang tak bisa diproduksi karena pabrikan hard disk terkonsentrasi di Thailand. Pabrik di Cina dan Malaysia tak akan cukup untuk menutupi kebutuhan,” ujar Charles Lin, direktur keuangan Pegatron Corp, pemasok utama Asustek Computer Inc.

Dua produsen hard disk terbesar, Western Digital dan Seagate, juga punya pabrik di Thailand. Pabrik Western Digital sudah ditutup sementara Seagate mengatakan akan menghadapi kekurangan pasokan komponen meskipun pabrik mereka tetap bisa beroperasi.

Produsen komputer mungkin akan terganggu lebih lama karena banjir dibanding industr lainnya. Ini karena pabrik mereka membutuhkan ruangan yang steril untuk menghasilkan komponen yang presisi.

Chief Financial Officer Asustek, David Chang, mengatakan banjir telah mendongkrak harga hard disk hingga 20-40 persen. “Jika situasi ini berlanjut, bukan hanya produksi notebook yang akan terganggu, namun produksi desktop dan jenis computer lainnya juga akan jatuh,” katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement