REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK – Sudah dua bulan puluhan kawanan Gajah Thailand terisolasi akibat banjir. Mereka berjuang menyelamatkan diri dari ancaman banjir.
Namun, separuh dari jumlah kawanan itu adalah bayi gajah. Mustahil bagi mereka keluar sebab kedalaman air di Ayuttaya masih di atas dua meter.
Penjaga gajah, Pat Parinnam, melakukan perjalanan setidaknya 20 menit setiap harinya untuk memberi makan gajah-gajah itu dengan tebu dan nanas. Gajah-gajah itu terdampar di sebuah hamparan lapangan beton yang lebarnya hanya beberapa meter saja.
“Setiap harinya, mereka (kawanan gajah) harus berdiri di bawah terik sinar matahari tanpa naungan dan makanan yang cukup,” kata Parinnam seperti dikutip 3 News.
Tak kurang dari tujuh ekor bayi gajah berada dalam perawatan induknya. Sebelumnya 70 ekor gajah telah menyelamatkan diri dengan cara berjalan dan berenang. Mereka meninggalkan kawasan Ayuttaya’s Royal Elephant Kraal yang termasuk pusat pelatihan dan penampungan gajah terbesar di Thailand.
Pusat pelatihan gajah ini juga tempat Parinnam bekerja. Ia memohon bantuan agar pemerintah ikut membantu mengevakuasi gajah-gajah malang itu. Dalam dua minggu terakhir, kedalaman air baru surut 70 sentimeter. Tapi, Parinnam masih menunggu kedalaman air menyusut lebih banyak lagi sehingga ia aman memimpin bayi-bayi gajah itu keluar.