Ahad 27 Nov 2011 01:40 WIB

Tentaranya Ikut Jadi Korban, Pakistan Hentikan Pasokan NATO di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, YAKKAGHUND, PAKISTAN - Helikopter dan jet tempur NATO menyerang dua pos militer di baratlaut Pakistan pada Sabtu (26/11). Serangan itu menewaskan 28 tentara dan kian menggelindingkan hubungan Pakisan-AS yang sudah retak, jauh ke dalam jurang kritis.

Pakistan membalas balik dengan mematikan rute pasokan vital NATO ke Afghanistan, hanya mengirim sepertiga dari kebutuhan sekutu pertahanan tersebut.

Serangan tersebut adalah yang terburuk dari semacam sejak Pakistan kian tidak nyaman dengan posisinya sebagai sekutu Washington di hari-hari tak lama setelah peristiwa WTC

Hubungan antara AS dan Pakistan--negara sekutu di Asia Selatan dalam perang melawan militansi dan terorisme, kian menegang sejak operasi pasukan khusus AS yang membunuh pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden di Abbottabad, Mei. Operasi itu disebut Pakistan sebagai pelanggaran kerasa wilayah kedaulatan negaranya.

Juru bicara pasukan NATO di Afghanistan, Jendral Carsten Jacobson, mengonfirmasi bahwa pesawat NATO memang mendapat panggilan untuk membeking tentara di kawasan tersebut dan serangan itu bisa jadi telah menewaskan tentara Pakistan.

"Dukungan pasukan udara jarak dekat dimintakan, panggilan itu terkait perkembangan situasi taktis lapangan, dan langkah itu sepertinya telah menyebabkan korban dari pihak Pakistan," ujar Jacobson. Ia menyatakan tak bisa mengonfirmasi jumlah korban pasti, namun koalisi tentara NATO atau ISAF mengaku tengah menginvestigasi perkembangan tragis tersebut.

Sementara pemerintah dan militer Pakistan merespon dengan kemarahan. "Ini adalah serangan terhadap kedaulatan Pakistan," ujar Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani. "Kami tidak akan membiarkan aksi kekerasan terjadi pada solidaritas dan kedaulatan Pakistan."

Kantor Kemenlu Pakistan mengatakan akan merespon persoalan ini dengan 'langkah terkeras dan terkuat' dengan NATO dan AS.

Kepala Staf Gabungan Militer Pakistan yang terkenal berpengaruh dan berkuasa, Ashfaq Pervez Kayani, dalam sebuah pernyataan resmi dari militer, mengatakan, semua langkah yang diperlukan akan dilaksanakan sebagai respon efektif terhadap aksi tak bertanggung jawab NATO.

"Selain itu protes keras telah dilontarkan kepada NATO dengan tuntutan agar mengambil aksi nyata dan mendesak demi merespon agresi tersebut.

Dua pejabat militer mengatakan 28 tentara terbunuh dan 11 terluka dalam serangan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement