Kamis 19 Jan 2012 13:35 WIB

Rayuan AS tak Mempan, Cina 'Keukeuh' Pakai Minyak Iran

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dan Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dan Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Meski sudah dilobi Amerika Serikat, Cina bersikeras mempertahankan perdagangan minyak negaranya dengan dengan Iran serta melawan sanksi Barat. Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao, dalam komentar yang dipublikasikan, Kamis (19/1), juga meminta kepada Iran agar menghindari segala upaya untuk menghasilkan senjata nuklir.

Dalam kunjungan enam harinya ke Timur Tengah, Wen mengatakan latar belakang ketegangan ini adalah adanya sanksi Amerika Serikat (AS) dengan negara-negara besaryang melakukan perdagangan energi dengan Iran, dengan alasan pengembangan senjata nuklir.

"Cina menentang tegas Iran mengembangkan dan memiliki senjata nuklir," kata Wen, dan dia memperingatkan konfrontasi di Selat Hormuz.

Lanjut ia mengatakan keinginannya perdagangan minyak Iran kembali normal. Ia menanggapi tentang upaya AS dan Eropa untuk mengurangi ekspor minyak Iran dan pendapatan.

Iran telah bersikeras mengatakan nuklirnya untuk tujuan damai. Namun tuduhan terus menerus AS dan Eropa membuat Iran mengancam akan menutup jalur minyak melalui Selat Hormuz, rute penting bagi banyak ekspor minyak di Timur Tengah.

Komentar pemimpin Cina menyingkap jalan rumit Beijing mencoba untuk mengontrol tekanan dari Washington dan sekutunya, dengan kebutuhan minyak dalam negerinya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement