REPUBLIKA.CO.ID, Situasi Nigeria yang makin panas karena dirongrong militan Islam Boko Haram membuat resah. Tidak hanya meresahkan 160 juta warga Nigeria, tetapi juga dunia internasional. "Sasaran kekerasan Boko Haram tidak baru, sama dengan yang dilakukan teroris lain yang mengarahkan sasaran mereka ke warga, perusahaan atau instansi Amerika," ujar Joseph Stafford, konsul Amerika di Nigeria.
Ia menambahkan, Amerika akan mengirim delegasi ke Nigeria untuk bicara dengan Presiden Jonathan Goodluck yang selama ini mengambil jalan militer dalam menghadapi Boko Haram.
Stafford mengingatkan agar jangan melupakan faktor sosial dan politik. Nigeria utara yang mayoritas Islam secara sosial-ekonomi selama ini selalu dianaktirikan dibanding Nigeria Selatan yang mayoritas Kristen.
Pengangguran yang tinggi terutama di kalangan generasi muda di Nigeria utara menjadi lahan subur bagi gerakan radikal Boko Haram.
Aktivis HAM Shehu Sani menambahkan, "Aksi kekerasan Boko Haram sudah dilakukan sejak 2004. Mereka sekarang berjuang untuk mendirikan negara Islam Nigeria. Hal itu tidak akan mudah, tapi sementara ini yang menjadi korban adalah penduduk sipil."
"Presiden Jonathan harus membuka dialog dengan Boko Haram. Jalan militer yang ditempuh sejauh ini tidak banyak menghasilkan, demikian pula dengan janji dan imbalan materi kepada generasi muda yang menganggur."
Aktivis HAM terkenal Nigeria itu mempertanyakan dukungan apa yang akan diberikan Amerika pada Nigeria.
sumber : RNW
Advertisement