Selasa 14 Feb 2012 12:15 WIB

Serangan Israel ke Iran Bakal Jadi Operasi Rumit dan Sulit

Reaktor nuklir Iran
Reaktor nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jika Isrel menyerang fasilitas nuklir Iran, maka langkah itu akan melibatkan serangkaian rencana rumit, mulai serangan udara melibatkan sejumlah besar jet tempur untuk menggempur dan memasuki pertahanan udara Iran hingga menyerang beberapa target secara simultan.

"Bila terjadi maka akan menjadi pertempuran canggih ketimbang apa pun yang pernah terjadi sebelumnya," ujar jendral angkatan udara AS, Charles Wald, yang memimpin koalisi pasukan udara di Afghanistan yang menggulingkan Taliban.

Akan sangat kontras dengan serangan Israel ke reaktor nuklir Osiraq milik Irak pada 1981 dan serangan di Suriah pada 2007 yang dipandang relatif mudah. Saat itu Israel hanya menghantam satu target dari udara. Tak ada dari kedua negara itu yang memiliki pertahanan udara canggih.

Berbeda dengan Iran, tak ada istilah serangan 'bedah' terhadap fasilitas nuklir Iran. Alasannya, menurut Wald, fasilitas nuklir Iran tersebar di penjuru negara. Beberapa dari mereka memiliki perlindungan bangunan tahan ledakan bom.

Menurut para pengamat Timur Tengah, sulit memprediksi tepat seperti apa serangan akan dilakukan dan bagaimana Iran akan membalas. "Israel pun sangat kreatif," ujar Kahl. "Tak seorang pun tahu pasti apa yang akan mereka lakukan bila menyerang." Berikut kunci tentangan yang dihadapi Israel bila meluncurkan serangan.

Jarak

Pilot-pilot Israel bakal mengunakan seluruh kemampuan jarak tempuh maksimum   yang dimiliki jet tempur F15 dan F16. Bahkan kemampuan itu bisa saja masih kurang bergantung pada rute yang diambil, kecepatan dan beban yang diangkut.

Bila itu menjadi opsi, Israel akan mengunakan fasilitas pengisian bahan bakar di suatu tempat dalam rute penerbangan untuk mengisi kembali bahan bakar jet-jet tempurnya. Tidak bisa diketahui apakah ada negara di sekitar Iran yang mau memberikan ruang atau membolehkan Israel mendirikan fasilitas pengisian bahan bakar di tengah gurun. Sepertinya sulit sekali dilakukan.

Fasilitas pengisian bahan bakar di area rute pesawat memiliki tantangan tersendiri. Pasukan Israel harus memastikan kemananan fasilitas yang terbatas itu. Bila mereka ingin mengawal dengan empat tank KC-130, maka Israel juga membutuhkan jet tempur khusus untuk melindungi mereka. Itu berarti mengurangi sumber daya untuk operasi utama di mana Iran menjadi target. Israel diprediksi memiliki total 350 jet tempur terdiri tipe F15 dan F16.

Terbang di atas Irak adalah rute yang paling cepat untuk pilot Israel. Sejak penarikan pasukan AS, Irak efektif dianggap lemah dalam perlindungan wilayah udaranya. Kondisi ini berpotensi memberikan Israel cara cepat mencapai Iran dengan tetap menjaga unsur kejutan dalam serangan.

Pertahanan Udara

Pesawat Israel mungkin bisa menembus pertahanan udara Iran, namun Israel perlu memberi piranti tambahan di pesawat untuk mengacak dan menetralkan radal dan sistem rudal Iran.

"Iran tidak menggunakan pensil lilin pada kaca," kata Johnson dari pertahanan udara Iran. "Mereka telah memperbarui pertahanan udara dengan komputerisasi modern."

Meski, menurut Wald, Iran tidak memiliki sistem yang terbaru. Pada tahun 2010, Rusia membatalkan rencana penjualan rudal permukaan-udara S-300 ke Iran yang berpotensi mendongkrak pertahanan anti-pesawat negara itu.

Bom

Israel memiliki bom besar yang mampu menembus bunker, tetapi beberapa analis mengatakan mereka membutuhkan amunisi yang lebih canggih untuk membantu mengalahkan fasilitas yang diproteksi sangat baik.

Israel memiliki penghancur bunker yang dibuat oleh AS, GBU-28, sebuah bom berbobot sekitar 2.500 kg yang mampu meledakkan target dengan fisik diperkeras.

Dalam laporan terakhir, Pusat Kebijakan didukung dua partai menganjurkan Amerika Serikat memberikan Israel dengan peledak lebih canggih GBU-31.

Para pengamat mengatakan waktu serangan bakal penting, karena sebuah operasi panjang akan meningkatkan oposisi AS dan bisa memicu konflik yang lebih luas. "Mereka mungkin hanya akan bisa melakukan satu serangan," kata Anthony Cordesman, analis di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Wald mengatakan kampanye akan memerlukan lebih banyak waktu. "Jika Anda benar-benar ingin melakukan ini dengan benar, Anda butuh berbicara beberapa pekan sebelumnya.

Amerika Serikat pun harus siap dengan serangan balik Iran, kata Wald. Iran memiliki rudal jarak menengah yang bisa mencapai Israel, kata Kahl.

Ada kartu truf lain yang bisa digunakan Iran. Angkatan Laut negar itu bisa benar-benar menutup pelayaran komersial di Selat Hormuz yang sempit, mengganggu pasokan minyak dunia. Pada tahun 2009, sekitar 17% minyak semua diperdagangkan di seluruh dunia melewati selat sempit, menurut Departemen Energi.

Iran pun mungkin akan memanfaatkan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, untuk menyerang Israel, kata para analis. "Anda harus siap untuk itu," kata Wald.

sumber : usatoday.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement