Senin 23 Apr 2012 19:54 WIB

Mesir Hentikan Pasokan Gas Alam ke Israel

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Ledakan pipa gas Mesir yang disalurkan ke Israel di Al-Arish, kawasan Sinai, beberapa waktu lalu.
Foto: AP
Ledakan pipa gas Mesir yang disalurkan ke Israel di Al-Arish, kawasan Sinai, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Perusahaan energi Mesir mengakhiri kesepakatan untuk memasok gas alam ke Israel, Ahad (22/4). Langkah ini dipercaya semakin mengikis hubungan bilateral kedua negara.

Pasalnya, revolusi Mesir tahun lalu telah menggulingkan Hosni Mubarak yang dicap pro Israel. Keputusan tersebut diumumkan Ahad (22/4), tetapi sebuah perusahaan Mesir mengatakan keputusan untuk membatalkan kesepakatan itu telah dilakukan pada Kamis (19/4).

Israel selama ini mengandalkan 40 persen pasokan gas alam dari Mesir. Israel semakin khawatir pemotongan energi berlanjut karena serangkaian serangan dan sabotase pipa gas melalui daerah kaya minyak Sinai.

Keputusan Mesir diumumkan di Israel oleh AMPA1-Amerika Israel Corporation. Perusahaan itu merupakan mitra Perusahaan Gas Mediterania Timur (EMG) yang mengoperasikan jaringan pipa lintas perbatasan dan memasok gas ke Israel. AMPA1, kata Perusahaan Umum Petroleum dan Gas Alam Mesir, mengatakan EMG telah mengakhiri perjanjian jual beli gas.

Namun demikian, perusahaan tidak memberikan alasan atas keputusan tersebut. "EMG menganggap upaya penghentian melawan hukum, dan akibatnya menuntut diakhirinya kesepakatan," kata AMPAl dalam pernyataan tertulis.

Kepala Perusahaan Egas Mesir, Mohamed Shoeib, mengonfirmasi keputusan tersebut. Ia mengatakan kesepakatan selama 20 tahun dengan Israel telah berakhir pada Kamis (19/4). Shoeib mengatakan kepada televisi Mesir, Hayat, bahwa Egas mengakhiri kesepakatan karena pihak lain tidak memenuhi komitmennya. Keputusan ini juga menyusul sengketa kerusakan yang disebabkan oleh serangkaian ledakan pipa yang memasok gas ke Israel, melalui kawasan gurun Sinai.

Menteri Keuangan Israel, Yuval Steinitz, mengungkapkan keprihatinannya tentang penundaan kesepakatan dan hal tersebut dianggap preseden berbahaya yang membayangi perjanjian damai antara Mesir dan Israel. Mesir adalah salah satu dari dua negara yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel pada 1979. Kemudian, diikuti oleh Yordania pada 1994.

Kesepakatan ekspor gas pada 2005 mewajibkan Mesir memasok gas ke Israel. Kewajiban itu ada dalam salah satu pasal utama dari perjanjian perdamaian pada 1979 silam yang disponsori kedua pihak. Sejalan dengan kesepakatan ekspor 2,5 miliar dolar (Rp 22,5 triliun), Israel akan menerima sekitar 40 persen dari pasokan gas Mesir dengan harga sangat murah.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement