Senin 02 Jul 2012 18:44 WIB

Pengangguran di Eropa Capai 17,5 Juta Orang

Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Tingkat pengangguran Zona Euro naik ke rekor tertinggi pada medio Mei 2012. Pengangguran baru di Eropa menyentung angka 11,1 persen, dimana Spanyol menjadi negara yang paling terpukul mencapai 24,6 persen.

Lebih dari 17,5 juta orang adalah pengangguran di 17 negara kawasan mata uang tunggal. Pasalnya, 88 ribu lebih pria dan wanita bergabung dalam antrian pengangguran. Pengangguran pada April tercatat sebesar 11 persen untuk kedua bulan berjalan, tingkat tertinggi sejak penciptaan uni moneter pada 1999.

Pada Mei, pemuda pengangguran melonjak lagi dengan 3,4 juta orang di bawah usia 25 tahun mencari pekerjaan, sebuah peningkatan 254 ribu orang dari 12 bulan sebelumnya. Pengangguran di zona euro tetap di atas 10 persen selama 13 bulan beruntun, karena blok itu berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomiannya yang terkontaminasi krisis utang yang sekarang berada di tahun ketiga dan mengancam dua anggota Uni Eropa, Spanyol dan Italia.

Pada pertemuan puncak pekan lalu, para pemimpin Eropa menyepakati sebuah pakta pertumbuhan untuk menemani langkah penghematan yang beberapa orang katakan telah mencekik perekonomian. Dalam 27 negara Uni Eropa yang lebih luas, pengangguran naik menjadi 10,3 persen terhadap 10,2 pada April, tingkat yang sama seperti pada Maret.

Sekitar 24,86 juta laki-laki dan perempuan menganggur di Uni Eropa karena pengangguran meningkat sebesar 151 ribu orang.

Spanyol mencatat rekor tingkat pengangguran terburuk di 24,6 persen, dengan lebih dari satu dari dua orang di bawah usia 25 tahun tanpa pekerjaan.

Yunani berikutnya dengan tingkat pengangguran 21,9 persen pada Maret, angka-angka terbaru yang tersedia untuk negara itu, diikuti dengan Latvia pada 15,3 persen pada kuartal pertama dan Portugal di 15,2 persen pada Mei. Sementara Austria memiliki tingkat pengangguran terendah pada 4,1 persen, diikuti Belanda pada 5,1 persen, Luksemburg sebesar 5,4 persen dan Jerman sebesar 5,6 persen.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement