REPUBLIKA.CO.ID, ADEN - Satu pesawat tak berawak Amerika Serikat menewaskan lima orang diduga gerilyawan Alqaidah di Provinsi Shabwah, Yaman, pada Selasa (3/7), ketika dua rudal menghancurkan mobil yang mereka tumpangi, kata sumber suku.
Serangan itu terjadi di jalan antara kota Bihan dan Assilan, di provinsi baratdaya yang sejumlah unsur Alqaidah telah tinggalkan setelah diusir dari provinsi tetangga Abyan oleh pasukan pemerintah.
Bulan lalu, tentara Yaman merebut kembali kubu Alqaidah di wilayah selatan yang bermasalah dan bagian timur di mana gerilyawan telah kuasai tahun lalu.
Sementara itu pasukan keamanan Yaman telah menangkap 14 pejuang Alqaidah, termasuk sembilan warga negara asing, yang merencanakan serangkaian serangan, kata Kementerian Pertahanan, Selasa, dalam mendorong upaya dukungan AS guna mengalahkan gerilyawan di negeri itu.
Gerilyawan tersebut merencanakan menyerang pemimpin militer dan sipil serta kepentingan asing, kata kementerian itu. Mereka juga telah mengoperasikan tiga jaringan, yang terbesar yang memerangi militer di bagian selatan negeri tersebut, tempat gerilyawan sampai belum lama ini menguasai sebagian wilayah.
Kementerian itu tak memberi perincian mengenai tanggal dan lokasi penangkapan, tapi menyatakan gerilyawan tersebut meliputi empat orang Mesir, dua warga negara Jordania, satu dari Somalia, satu Tunisia dan satu orang dari Dagestan di Kaukasus Utara Rusia.
Tentara pemerintah pada Juni mengusir petempur Alqaidah dari beberapa kota kecil yang mereka kuasai di Yaman selatan, saat mereka melancarkan serangan dukungan AS yang diharapkan Washington akan menghapus Ansar Ash-Sharia, cabang Alqaidah.
Kelompok itu --yang berarti Pendukung Hukum Islam-- telah memanfaatkan ketidak-stabilan di Jazirah Arab guna meraih keuntungan di negara yang berbatasan dengan Arab Saudi, pengekspor terbesar minyak dunia, sehingga membuat khawatir Amerika Serikat.
Kementerian tersebut menyatakan dua jaringan lain yang terdiri atas lima warga negara Yaman yang merencanakan serangan terhadap para pemimpin militer dan sipil, serta kepentingan asing di negeri itu. Dua di antara gerilyawan tersebut telah terlibat dalam pencarian calon anggota baru, katanya.
Keterangan mengenai penangkapan itu termaktub di dalam laporan keamanan yang diajukan kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi awal pekan ini, kata kementerian tersebut di jejaringnya. Secara terpisah, seorang pejabat keamanan mengatakan seorang gerilyawan Alqaidah yang ditangkap pada Sabtu malam (30/6) telah tewas akibat luka-lukanya.
Ia telah ditangkap bersama tujuh petempur lain yang sedang berusaha meninggalkan bekas kubu mereka di Provinsi Abyan, Yaman selatan, ke gubernuran tetangga, Dalea.
Ratusan gerilyawan telah melarikan diri sejak mereka didesak ke luar Abyan. Ansar Ash-Sharia bersumpah setia kepada Alqaidah di Jazirah Arab, yang telah disebut oleh para pejabat AS sebagai cabang paling berbahaya dari jaringan gerilyawan global tersebut.