Rabu 21 Nov 2012 13:37 WIB

Pillar of Cloud, tak Cuma Proyek Israel (2)

Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta (kiri) dan Menhan Israel, Ehud Barak (kanan).
Foto: AP
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta (kiri) dan Menhan Israel, Ehud Barak (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, Malam itu, Selasa (20/11), dalam sebuah pertemuan di markas PBB, New York, negara-negara Arab mendesak DK PBB mengutuk serangan mematikan Israel di Gaza.

“Negara-negara Arab menginginkan DK PBB mengutuk serangan barbar Israel dan mendesak dihentikannya permusuhan," kata utusan Sudan yang merangkap Ketua Blok Arab di PBB, Daffa-Alla Elhag Ali Osman.

Namun, seperti biasa, seruan itu tak mendapatkan respons. Tak ubahnya menggantang asap. AS tetap ngotot membela serangan militer Israel, sang sekutu abadi.

"Israel, seperti negara mana pun, memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan setan itu (Hamas),” ketus Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice, sebagaimana dilansir AFP.

"Tidak ada justifikasi atas kekerasan yang dilakukan Hamas dan organisasi teroris lainnya terhadap warga Israel. Kami menyerukan kepada mereka yang bertanggungjawab untuk segera menghentikan tindakan pengecut ini,” kecam Rice.

Game Perang AS-Israel

Hal signifikan dalam menilai keterlibatan AS pada Operasi Pillar of Cloud adalah fakta bahwa sebulan sebelum serangan, AS dan Israel terlibat dalam latihan perang gabungan terbesar dalam sejarah Israel.

Tujuannya, kata Chossudovsky, untuk menguji sistem pertahanan antirudal Israel terhadap serangan dari jauh dan dekat, yaitu Hizbullah (Iran) dan Hamas.

Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, dan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, telah menjalin komunikasi intim. Awal Agustus lalu, Panetta berada di Israel.

Sebulan kemudian, dia kembali ke Tel Aviv pada 3 Oktober, dua pekan sebelum latihan militer bersama yang disebut “US-Israeli Austere Challenge 12”. [baca: Pillar of Cloud, tak Cuma Proyek Israel (3)]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement