REPUBLIKA.CO.ID, Pada 18 Oktober, AS dan Israel meluncurkan game perang gabungan tahap pertama.
Latihan militer ini digelar selama empat pekan, tumpang tindih dengan pemilu AS (6 November) dan mencapai puncak dengan dimulainya pemboman Gaza (14 November).
“Game perang gabungan AS-Israel mulai 'siaran langsung' pada 14 November dengan peluncuran operasi Pillar of Cloud,” kata Chossudovsky.
Menurut dia, bisa dimafhumi jika game perang gabungan Paman Sam-Zionis ini di-“nawaitu”-kan mengarah pada operasi militer yang sebenarnya. “Operasi Tiang Awan telah direncanakan jauh-jauh hari, 'dibenamkan' dalam struktur latihan perang gabungan AS-Israel,” tegasnya.
Game perang gabungan bertajuk “Austere Challenge 12” ini melibatkan partisipasi aktif 3.500 personel militer AS dan 1.000 serdadu Israel.
Kontingen AS terdiri dari 1.000 prajurit yang ditempatkan di Israel—termasuk penasihat militer dan pasukan khusus—bersama-sama dengan 2.500 tentara di bawah yurisdiksi Armada ke-6 AS di Mediterania Timur dan Komando AS-Eropa (EUCOM).
Permainan (game) perang gabungan AS-Israel dikoordinasi oleh Komandan Angkatan Udara AS, Letjen Craig Franklin, dan Petinggi IDF, Brigjen Shachar Shohat.
Tujuan manuver militer ini untuk menciptakan “tekanan” di wilayah Israel dan lepas pantai Mediterania serta menguji kemampuan pertahanan udara Israel terhadap serangan Hamas dan Hizbullah.
Pelaksanaan game diawasi ketat oleh Komandan EUCOM, Laksamana James G Stavridis. Sejumlah laporan menyatakan pembentukan pos komando AS dalam operasi Israel berada di bawah yurisdiksi EUCOM.
Dalam konteks latihan perang, Hamas dan Hizbullah diidentifikasi sebagai musuh dan sekutu Iran. [baca: Pillar of Cloud, tak Cuma Proyek Israel (4)]
Ikuti Whatsapp Channel Republika
