Jumat 28 Dec 2012 09:52 WIB

Bilawal, Kartu Terakhir Penguasa Pakistan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Masjid Wazir Khan di Lahore, Pakistan.
Foto: mango.itgo.com
Masjid Wazir Khan di Lahore, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID,SINDH -- Meskipun masih berusia sangat muda, anak mantan perdana menteri Pakistan Benazir Bhutto ingin melanjutkan karir ibunya.

Bilawal Bhutto Zardari (24 tahun) berpidato di depan ribuan pendukungnya di tahun kelima kematian ibunya di selatan Provinsi Sindh, Pakistan.

Pidato tersebut hanya beberapa bulan sebelum pemilihan umum nasional. Usia minimal calon pemimpin negara tersebut adalah 25 tahun sehingga Bilawal harus menunggu periode berikutnya untuk melanjutkan perjuangan ibunya.

Namun Bilawal menjadi aset utama Partai Rakyat Pakistan.

Popularitas partai merosot sejak lima tahun lalu kekuasannya digulingkan. Bilawal ditunjuk menjadi ketua partai segera setelah kematian ibunya.

Namun ketika itu ia belum aktif karena masih menyelesaikan studinya di Universitas Oxford.

Dalam pidato yang berlangsung Kamis (27/12) waktu setempat sang ayah juga ikut menghadiri. "Saya bersyukur dia telah menyelesaikan sekolahnya dan kini saatnya ia belajar menjadi pemimpin," kata Presiden Asif Ali Zardari, seperti dilasir laman Daily Mail, Jumat (28/12).

Keluarga Bhutto telah memainkan peran penting dalam politik Pakistan di sepanjan 65 tahun sejarah negara.

Kakek Bilawal, Zulfikar Ali Bhutto mendirikan Partai Rakyat Pakistan dan menjabat sebagai presiden kedua negar tersebut dan perdana menteri pada 1970an.

Ia akhirnya digantung pada 1979 setelah Jenderal Zia ul-Haq merebut kekuasaan dalam kudeta militer.

Benazir Bhutto menjabat sebagai perdana menteri dua kali pada tahun 1980an dan 1990an. Namun ia tidak pernah menyelesaikan periodenya.

Ia dituduh telah melakuan korupsi dan dipecat sebelum masa tugasnya berakhir.

Ia tewas dalam serangan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007, tidak lama setelah kembali dari pengasingan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.

"Bilawal mungkin menjadi kartu tersisa di Partai Rakyat Pakistan," ujar profesor ilmu politik di Universitas Lahore Rasul Bakhsh Rais.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement