Senin 14 Jan 2013 07:48 WIB

Serang Gerilyawan Mali, Prancis Kerahkan 'Rafale'

Pesawat tempur Rafale milik Prancis.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Pesawat tempur Rafale milik Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, menyatakan Aljazair telah mengizinkan pasukan Prancis menggunakan wilayah udaranya dalam operasi militer di Mali.

"Aljazair telah mengizinkan akses tanpa batas untuk terbang di wilayah udaranya. Untuk itu saya berterima kasih kepada pemerintah Aljazair," kata Fabius, sebagaimana dilansir Xinhua, Ahad (13/1).

Fabius menegaskan kedua pihak telah mengadakan pembahasan, dan bekerjasama untuk memastikan penutupan perbatasan Aljazair jika tentara perlawanan bergerak ke utara.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan empat jet tempur Rafale milik Prancis telah membom lokasi gerilyawan di dekat Kota Kecil Gao, di Mali utara pada Ahad (13/1) pagi.

Serangan udara ini menghancurkan kamp pelatihan serta depot logistik kelompok bersenjata tersebut.

Menurut pengamat militer, serangan udara itu menandai titik perubahan operasi militer Prancis di Mali. Sebelum serangan digelar, tentara Prancis secara khusus telah beroperasi di bagian tengah Mali untuk menghentikan laju pergerakan pasukan gerilyawan ke bagian selatan negara tersebut.

Sebagai negara bertetangga, Aljazair dan Mali memiliki perbatasan bersama sepanjang 2.000 kilometer. Negara Afrika utara itu telah menyerukan penyelesaian diplomatik bagi krisis Mali.

Aljazair khawatir campur tangan militer akan memaksa gerilyawan memasuki bagian selatan wilayahnya, dan arus pengungsi Mali utara akan membanjir ke Aljazair.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement