Kamis 17 Jan 2013 07:18 WIB

India-Pakistan berkomitmen Redakan Ketegangan di Kashmir

India dan Pakistan
Foto: gurgaon
India dan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Militer India mencapai kesepakatan dengan Pakistan untuk meredakan ketegangan di Kashmir, setelah kekerasan mematikan akhir-akhir ini di wilayah sengketa tersebut.

"Pemahaman dicapai antara kedua direktur jendral operasi militer untuk menenangkan keadaan di sepanjang Garis Pengawasan," kata Juru Bicara Militer, Jagdeep Dahiya, Rabu (16/1).

Menurut Dahiya, komandan-komandan militer senior kedua pihak berbicara melalui sambungan telepon selama 10 menit dan mereka mencapai kesepakatan itu.

Dahiya menambahkan, pasukan India yang ditempatkan di perbatasan juga tidak akan melanggar gencatan senjata yang diberlakukan sejak 2003.

Namun, ia tidak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut mengenai pembicaraan antara DGMO India Letjen Vinod Bhatia dan mitranya dari Pakistan, Mayjen Ashfaq Nadeem.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir, yang menjadi penyebab perang antara mereka sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Lebih dari 47 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Garis Pengawasan (LoC) adalah perbatasan de fakto yang memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut. 

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement