Jumat 15 Feb 2013 19:09 WIB

PBB Prihatin Nasib Tahanan Palestina di Penjara Israel

Rep: Hannan Putra/ Red: Citra Listya Rini
Gambaran di salah satu penjara Israel.
Foto: presstv.ir
Gambaran di salah satu penjara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menjadi koordinator Kemanusiaan, James W. Rawley menyatakan keprihatinannya tentang kesejahteraan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Pernyataan Rawley tersebut keluar setelah ia mengunjungi Ramallah beberapa waktu lalu.

"Kami membahas situasi empat orang tahanan Palestina yang saat ini tengah menjalani mogok makan. Perhatian kami khususnya terhadap kondisi kesehatan seorang tahanan Palestina, Samer Issawi yang tengah kritis. Ia telah mogok makan selama lebih dari 200 hari," kata Rawley seperti dilansir laman Arabnews, Jumat (15/2).

Beberapa tahanan Palestina lainnya yang mengikuti aksi mogok makan adalah Ayman Sharawneh. Seperti halnya Issawi, ia telah berpuasa berbulan-bulan lamanya untuk menuntut pembebasan dirinya dan beberapa orang rekannya yang ditangkap tanpa melalui proses peradilan.

Beberapa tahanan Palestina memang ada yang dipenjara tanpa melalui proses pengadilan. Hal itu bisa saja terjadi atas perintah pengadilan militer sendiri. Penehanan semacam ini diistilahkan Pemerintah Israel dengan ‘penahanan non-administratif’. 

Selain itu, penahanan mereka bisa juga diperpanjang tanpa batas waktu setelah menjalani penahanan awal selama enam bulan. Rawley menyerukan pemerintah Israel agar segera mengakhiri praktek zhalim itu. 

"Koordinator Kemanusiaan PBB atas nama Sekjen PBB menegaskan, mereka (tahanan Palestina) yang ditahan harus segera diadili dengan jaminan peradilan sesuai dengan standar internasional, atau dibebaskan tanpa penundaan," ujar Rawley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement