Sabtu 16 Feb 2013 13:36 WIB

Blogger Pengkritik Islam Tewas di Bangladesh

 Demonstrasi di luar pengadilan Dhaka menuntut agar kriminal perang termasuk pemimpin Jamaah Al Islamiyah, Abdul Quader Mollah, diadili.
Foto: REUTERS
Demonstrasi di luar pengadilan Dhaka menuntut agar kriminal perang termasuk pemimpin Jamaah Al Islamiyah, Abdul Quader Mollah, diadili.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA--Seorang blogger yang dikenal mengritik kelompok-kelompok Islam Bangladesh tewas di ibu kota Jumat malam. Polisi menyatakan kematiannya  terjadi sehari setelah ia menghadiri demonstrasi besar menentang para pemimpin partai Islam terbesar di negara itu.

Protes-protes yang diperjuangkan oleh para blogger negara itu telah menyebabkan ribuan orang turun ke jalan menuntut eksekusi para para pemimpin Partai Jamaat-e-Islami yang sedang diadili atas kejahatan perang.

Bentrokan-bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Islam menuntut persidangan-persidangan itu dihentikan karena juga telah mengguncang ibu kota.

Polisi menemukan mayat Ahmed Rajib, 35 tahun, yang lebih dikenal dengan identitas online-nya Thaba Baba , dekat rumahnya di pinggiran Pallabi Dhaka. Kepalanya  dipenggal dengan parang.

"Kami menemukan parang. Ini jelas menunjukkan  penyerang ingin membunuhnya. Mereka tidak menyentuh laptop-nya atau benda berharga lainnya," kata perwira polisi Sheikh Motiur Rahman kepada AFP.

Polisi belum mengomentari kemungkinan motif pembunuhan itu, namun Rahman, mengutip kerabat Rajib, mengatakan blogger tersebut memainkan peran besar dalam mengorganisir protes-protes menentang Islam.

Kakak Rajib, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa saudaranya "sering diancam" oleh kalangan gerilyawan yang marah pada perannya dalam protes dan tulisannya terhadap agama.

"Dalam beberapa bulan terakhir ia berhenti menulis menentang Islam dan berkonsentrasi pada masalah perang kejahatan," tambahnya.

Setidaknya 13 orang tewas dalam bentrokan selama pengadilan berlangsung. Dalam pengadilan itu, tokoh senior Jamaat, termasuk pemimpin partai dan wakil pemimpin, sedang menjalani persidangan  atas peran mereka dalam perang kemerdekaan 1971.

Bentrokan-bentrokan meningkat sejak pekan lalu setelah seorang pemimpin senior Jamaat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan massal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement