Rabu 24 Apr 2013 08:07 WIB

Pengusaha Inggris Jual Detektor Bom Palsu ke Irak

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Citra Listya Rini
Bom (ilustrasi)
Bom (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pengusaha asal Inggris, Jim McCormick terbukti bersalah melakukan penipuan jutaan poundtserling yang melibatkan penjualan detektor bom palsu ke Irak dan sejumlah negara di dunia. Pria berusia 57 tahun itu berhasil menjual peralatannya hingga 55 juta poundsterling.

Detektor palsu itu diketahui belakangan ketika dipsang di pos pemeriksaan polisi di Baghdad. Sebab, detektor itu tak mampu mendeteksi adanya sebuah bom bunuh diri yang dipasang di dalam sebuah mobil. Ketika bom itu meledak, maka menewaskan ratusan warga sipil.

McCormick harus menghadapi hukuman delapan tahun di penjara mulai bulan depan. Detektor bomnya itu juga dipasarkan ke Nigeria, Suriah, Meksiko, dan Lebanon.

Sebelumnya, McCormick mengklaim detektornya bisa mendeteksi bahan peledak dalam jarak jauh, seperti di bawah tanah, ruang berlapis timah, dan menembus beberapa lapis bangunan.

"Dua orang warga sipil dan personel angkatan bersenjata Irak yang ditempatkan di pos penjagaan yang meledak itu sekarat akibat menggunakan alat ini," kata Detektif Inspektur Ed Heath, dilansir dari teh Guardian, Rabu (24/4).

Ed Heath menyebut McCormick mengumpulkan jutaan poundsterling dari hasil keserakahan dan tindak kriminal perusahaan.

Pengadilan menduga McCormick menyuap sejumlah pejabat Irak untuk memuluskan proyek peralatannya tersebut. Sebab, ada indikasi McCormick membuka sejumlah rekening bank yang di dalamnya terdapat transaksi melibatkan 15 pejabat pemerintahan Irak.

McCormick melakukan mark up dalam penjualan detektor bomnya. Setidaknya enam ribu unit detektor dijualnya ke Irak. Pria ini pun menjadi kaya dalam waktu singkat.

Dia dikabarkan memiliki sebuah rumah di Bath, yang sebelumnya dimiliki aktor Hollywood Nicholas Cage. Pria ini juga memiliki istana mewah di Siprus dan kapal pesiar Sunseeker sebagai bagian dari asetnya yang bernilai tujuh juta poundsterling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement