Rabu 12 Jun 2013 20:10 WIB

Oposisi Tuding PM Julia Gillard Sulut Konflik Gender di Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID--Pernyataan Julia Gillard soal aborsi dianggap oleh pihak oposisi sebagai pernyataan yang memecah belah. Sementara kelompok feminis meminta PM Gillard untuk lebih fokus pada kebijakan daripada mengangkat masalah gender.

Saat meluncurkan organisasi penggalang dana, yang diberi nama "Women for Gillard," PM Julia mengatakan jika Tony Abbott memenangkan suara rakyat pada September mendatang, maka kebijakan soal aborsi hanyalah permainan dan alat politik para politisi pria.

Tak hanya itu, ia pun menilai jika oposisi menang, maka peranan perempuan dalam perpolitikan di Australia bisa terancam.

Wakil pemimpin dari pihak oposisi, Julie Bishop menyayangkan komentar ini bisa keluar dari ucapan seorang perdana menteri.

"Saya rasa Australia berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dari seorang pemimpin dari pada (ucapan) ini," tegas Julie.

"Yang kita harapkan dari seorang perdana menteri adalah upaya persatuan, bukan perpecahan lewat perang soal gender."

Perseturuan Partai Buruh dan Partai Liberal

  • Julia Gillard mengatakan aborsi hanyalah alat permainan politik bagi pihak oposisi dibawah pimpinan Tony Abbott
  • Tony Abbot pernah mengatakan aborsi sebagai "jalan keluar yang mudah", tetapi kemudian mundur untuk memberikan pernyataan lain.
  • Julie Bishop dari pihak oposisi menuduh PM Julia Gillard telah menyulut perseturuan soal gender
  • Bishop tidak akan mengubah aturan soal aborsi jika koalisi memenangkan pemerintahan
  • Fraksi pemerintah dari Partai Buruh juga terkejut dengan pernyataan Gillard.
  • Kaum feminis meminta PM Gillard untuk lebih fokus pada masalah kebijakan daripada soal gender

Julie Bishop juga mengatakan kalau pihak oposisi tidak akan membuat perubahan dalam undang-undang soal aborsi, jika menang dalam pemilihan umum mendatang. Menurut Julie, Julia Gillard sebenarnya sudah tahu soal ini. 

"Saya rasa apa yang diucapkan Gillard sangat menyinggung terlebih jika dijadikan isu politik, harusnya ia meminta maaf," tegas Julie.

Sementara itu anggota Fraksi Pemerintah di parlemen yang berasal dari Partai Buruh, Stephen Jones mengatakan sangat terkejut dengan pernyataan soal aborsi yang dilontarkan Julia Gillard.

[removed]// [removed] "Saya tidak yakin dengan hal ini yang kemudian dibawa-bawa kedalam perdebatan politik," ujar Stephen.
 
"Saya rasa pemilihan umum di tahun 2013 harus mengangkat masalah-masalah besar, ya termasuk masalah aborsi juga,"
 
Tetapi, menurut Stephen hal tersebut tidak seharusnya diucapkan dalam sebuah pidato dihadapan para wanita.
 
Pemimpin Partai Liberal, Tony Abbott sebagai pihak oposisi bagi pemerintahan PM Gillard, pernah mengatakan bahwa aborsi adalah "jalan keluar yang mudah".

"Bagi mereka yang telah hamil saat berusia 14 tahun, berjuang untuk bertahan, atau seorang siswa yang kemudian hidupnya menjadi terbatas, atau seorang ibu yang gagal saat mengalami masalah yang sulit, maka aborsi adalah cara pintas," ujar Tony di tahun 2004, saat ia masih menjadi Menteri Kesehatan.

Tetapi belakangan ini, Tony Abbott seolah menjauh untuk memberikan pernyataan-pernyataan kontroversial.

"Saya tak mau mengungkapkannya, seperti sebelumnya atau seharusnya," ujar Tony Abbott.

Tahun lalu, Destroy the Joint, kelompok feminis dibentuk setelah penyiar ternama di Australia, Alan Jones menuduh kalau pemimpin wanita kebanyakan malah menghancurkan masa depan Australia.

Kelompok ini lantas membela Julia Gillard, tetapi setelah komentar Gillard soal aborsi, kelompok ini justru menyayangkan hal itu terjadi.

"Hati saya tenggelam. Saya rasa ini bukan cara untuk memenangkan pemilu," ujar Jane Caro, pendiri Destroy the Joint.

"Saya rasa tidak ada partai untuk wanita, dan saya pun tidak yakin jika memang harus ada partai khusus wanita."

"Yang harusnya ada adalah partai untuk mereka yang percaya pada keadilan sosial, yang percaya pada keadilan dan kesetaraan."

Sementara itu, sosiolog Eva Cox mengatakan Julia Gillard sebaiknya tidak hanya melulu fokus pada kepribadian Tony Abbott.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement