Selasa 09 Jul 2013 22:30 WIB

Pakai Pesawat Cina, Tonga Terancam Kehilangan Bantuan Ribuan Dolar

Red:
Pesawat Buatan Cina
Pesawat Buatan Cina

WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru memutuskan menunda bantuan pariwisata senilai jutaan dolar untuk Tonga menyusul kekhawatiran terhadap keselamatan layanan penerbangan domestik di negara itu.

Akhir pekan lalu, Tonga menerima  hibah pesawat  Xian MA60 buatan Cina untuk maskapai domestik Real Tonga dari pemerintah Cina. Tapi pesawat itu  dikenal sebagai pesawat dengan catatan standar keselamatan penerbangan terburuk di dunia.

Khawatir dengan penggunaan pesawat  ini, pemerintah Selandia Baru memutuskan menunda bantuannya untuk sektor pariwisata di Tonga. Bahkan situs otoritas resmi Selandia Baru sudah menerbitakan larangan  bepergian atau travel warning.

Kepada  media lokal Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Murray McCully mengatakan penundaan bantuan ini diberlakukan sampai pesawat tersebut mendapat sertifikasi keselamatan penerbangan sipil. "Hingga sertifikasi keselamatan dilakukan untuk mencapai  standar tinggi kami akan menunda bantuan ini,” ujar Menlu McCully.

Sejak tahun 2009, pesawat MA 60 telah mengalami 11 kali insiden, termasuk 3 diantaranya terjadi dalam 2 bulan terakhir.  Bulan lalu, Myanmar juga menghentikan pengoperasian pesawat-pesawat MA60 di negaranya untuk diselidiki tingkat keselamatan penerbangannya menyusul terjadinya 2 insiden pendaratan darurat pesawat tersebut.

Kebanyakan pendaratan darurat itu disebabkan oleh kegagalan teknis atau sistem.

Menanggapi reaksi Selandia Baru ini, otoritas Tonga berjanji pesawat baru hibah dari Cina itu tidak akan digunakan sampai pesawat itu lulus sertifikasi standar keselamatan penerbangan sipil internasional.

Meski demikian Dewan Penasehat Selandia Baru Tonga, Melino Maka, mengatakan proses sertifikasi itu memakan waktu lama. "Saya yakin Amerika, Selandia Baru  maupun Inggris tidak akan memberikan sertifikasi untuk pesawat jenis ini mengingat buruknya catatan sejarah keselamatan MA60. Tonga akan sangat kesulitan mengupayakan sertifikasi ini,” katanya.

Pemerintah Tonga mengumumkan hibah pesawat Xian MA60 dari  Cina awal tahun lalu ketika  memperkenalkan beroperasinya layanan  maskapai milik Cina.

Kehadiran maskapai Cina ini dituding menyedot pasar konsumen domestik  maskapai asal Selandia Baru Cathams Pacific di Tonga.

Namun otoritas Chathams Pacific menolak tudingan ini dengan alasan mereka tidak bersaing di rute bersubsidi, terutama di pangsa pasar kecil.

Melino Maka mengatakan kekhawatiran terkait standar keselamatan ini berdampak besar bagi masyarakat di Tonga. "Sejumlah warga Tonga yang hendak mengunjungi  saudaranya menunda pergi karena mendengar kabar soal pesawat yang tidak aman ini,” katanya.

Dampaknya dalam jangka panjang  bagi pariwisata Tonga akan sangat buruk. "Ini taruhan tinggi, dan sementara setiap orang di tingkat pemerintah berusaha untuk menahan posisi mereka, itu adalah bisnis dan penduduk setempat yang dirugikan."

Unit kedua pesawat MA60 hibah itu direncanakan akan tiba di Tonga akhir tahun ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement