Ahad 14 Jul 2013 08:02 WIB

Diplomat Eropa Ingatkan Sudan Selatan Soal Konflik Etnis

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Pertempuran di negara bagian Jonglei Sudan Selatan, di mana pasukan milisi suku yang dilaporkan bergerak ke kelompok saingannya. "Hal ini berisiko mengarah ke konflik etnis langsung," kata para diplomat Eropa memperingatkan, Sabtu (13/7).

Para pejabat pemerintah setempat melaporkan bahwa kelompok bersenjata, Lou Nuer, dari utara Jonglei menuju ke selatan, menuju Pibor, daerah saingan mereka, Murle. Sebelumnya, serangan seperti itu terjadi di wilayah timur bermasalah dan telah melihat ratusan warga sipil tewas.

Pernyataan bersama para duta besar Eropa di Sudan Selatan mengatakan, mereka sangat prihatin dengan laporan-laporan mobilisasi dari Lou Nuer dan bentrokan awal dengan pemuda Murle bersenjata di Jonglei. Tentara pemberontak yang beralih menjadi tentara resmi Sudan Selatan juga telah berjuang di wilayah itu untuk menghancurkan pemberontakan sejak April 2011 dipimpin oleh David Yau Yau, yang datang dari orang-orang Murle.

"Hal ini semakin bisa memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis dan mengarah pada konflik etnis langsung dengan konsekuensi yang dramatis," kata pernyataan para diplomat itu yang dilansir AFP. Mereka meminta tentara Sudan Selatan untuk mengerahkan pasukan guna melindungi warga sipil.

Dalam bentrokan sebelumnya, kelompok hak asasi menuduh semua pihak menyalahgunakan dan memperkosa warga sipil. Penjaga perdamaian PBB juga harus berupaya untuk melindungi warga sipil. Pasukan PBB memiliki pasukan yang ditempatkan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada Desember 2011 terjadi serangan dari ribuan warga Lou Nuer ke Murle. Mereka membunuh dan menjarah kelompok saingannya itu sebagai aksi pembalasan. PBB kemudian memperkirakan lebih dari 600 orang dibantai, meskipun pejabat lokal melaporkan angka itu terlalu tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement