Sabtu 27 Jul 2013 04:38 WIB

Ini Curhat Mantan PM Julia Gillard Soal Isu Gender yang Dialaminya

Red:
Mantan PM Australia Julia Gillard.
Mantan PM Australia Julia Gillard.

CANBERRA -- Julia Gillard terlihat lelah dan capai. Ia mengungkapkan beberapa peristiwa yang lebih kontroversial saat menjadi perdana menteri dalam serangkaian wawancara yang dia lakukan di bulan-bulan terakhir menjalankan tugasnya.

Kepada Majalah Monthly Gillard mengatakan bahwa sejumlah penghinaan yang dialaminya disebabkan karena dirinya  menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai perdana menteri. Gillard menyitir insiden ketika pemimpin oposisi Tony Abbott muncul dalam aksi unjuk rasa memprotes kebijakan pajak karbon berlatar belakang spanduk bertuliskan "Ditch the Witch (Singkirkan Sang Penyihir ). "Jika saya adalah Perdana Menteri pribumi pertama, dan Abbott muncul dan berdiri disamping spanduk yang mengatakan, 'Ditch the black bastard (Singkirkan Bajingan Hitam)',  Saya pikir itu akan menjadi akhir dari karir politiknya,” kata Gillard  kepada wartawan Chloe Hooper.

"Saya pikir kebanyakan hal-hal mengenai saya itu, disebabkan karena saya berjenis kelamin perempuan yang sangat mudah dipoles.” kata Gillard.

Gillard memberikan referensi kepada Presiden Barack Obama.  "Menurut saya hal-hal gila yang terjadi dalam politik Amerika, jika Partai Republik muncul dan berdiri disamping spanduk bertuliskan 'Ditch the black bastard (Singkirkan si bajingan hitam)” terhadap  Presiden Obama, maka hal itu juga akan menjadi akhir dari karir politik Partai Republik,” katanya.

Gillard juga menggambarkan situasi ketika Peter Slipper mengundurkan diri sebagai juru bicara parlemen, yang diikuti oleh perdebatan tajam di Parlemen Oktober lalu.

Abbott mengatakan pemerintahan Gillard harusnya "mati karena malu", yang terdengar seperti diarahkan pada almarhum ayahnya.

Gillard juga menjelaskan pernyataannya yang menyebut Abbot sebagai pembenci perempuan atau misoginis, yang disebutnya sebagai ‘pahatan klinis’ dan bukan pernyataan yang emosional.

"Saya sudah memikirkan baik-baik cara yang lebih sopan untuk mengatakan ini, tapi hal  yang muncul dipikiran saya hanyalah itu.. “Demi Tuhan setelah semua yang saya dengar dan saya harus mendengarkan ini juga? " tuturnya kepada The Monthly.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement