Rabu 07 Aug 2013 18:02 WIB

Pembuat Film 'Innocence of Muslims' Dibebaskan

Rep: Stevy Maradona/ Red: Hafidz Muftisany
Nakoula Basseley Nakoula atau yang dikenal dengan Sam Bacile dalam set pembuatan film
Foto: al-arabiya
Nakoula Basseley Nakoula atau yang dikenal dengan Sam Bacile dalam set pembuatan film

REPUBLIKA.CO.ID,KALIFORNIA--Masih ingat dengan film 'Innocence of Muslims'? Ini adalah film yang membuat geger dunia Islam pada September tahun lalu. Film amatir yang diduga kuat sengaja dibuat untuk memanas-manasi umat Islam itu berbuntut panjang. Produser sekaligus sutradara film, Nakoula Basseley Nakoula akhirnya mendekam di penjara.

Berita terbarunya, seperti dikutip dari CNN, adalah Nakoula Basseley sudah bebas dari penjara. Departemen Kehakiman AS menyatakan Nakoula bebas bersyarat setelah sebelumnya mendekam di penjara federal. Biro Penjara AS menyatakan pria berusia 56 tahun itu sudah kembali ke rumahnya di lokasi yang disembunyikan di Selatan Kalifornia.

"Nakoula secara teknis masih menjadi tahanan federal. Tapi pembebasan tentatif ini membuatnya bisa keluar penjara selama beberapa jam saban hari," demikian penjelasan Biro Penjara AS, Rabu (6/8). Saat ini Nakoula ditahan di lembaga pemasyarakatan di Kota Anthony, Texas. Resminya, baru bulan depan ia bebas.

Polisi Los Angeles menangkap dan akhirnya menahan Nakoula pada September tahun lalu. Menurut polisi, Nakoula terbukti melanggar larangan hukuman percobaannya yang diatur pada 2010. Ketika itu Nakoula terlibat kasus penipuan bank lewat internet.

Nakoula terbukti menjadi produser dan sutradara 'Innocence of Muslims' yang ia unggah ke laman YouTube pada Juli tahun lalu. Kemudian media Mesir mengangkat berita film yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW itu pada September. Dari situ, isu penghinaan oleh Nakoula bergulir seperti bola salju dan membesar.

Salah satu dampak filmnya adalah massa di Kota Benghazi, Libya, mengamuk dan menghancurkan kantor diplomat AS serta membunuh perwakilan AS. Duta besar AS di PBB, Susan Rice, mengatakan peristiwa Benghazi 11 September 2012 itu sebagai efek spontan demonstran terhadap film.

Indonesia mengecam keras film tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sempat menyinggung isu film ini dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement