Rabu 14 Aug 2013 19:04 WIB

Jerman Desak Pendukung dan Penentang Mursi Hentikan Kekerasan

Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza
Foto: AP
Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mendesak militer dan Pemerintah sementara Mesir dan pendukung Muhammad Mursi, menghentikan aksi kekerasan.

"Kami serukan kepada semua kekuatan politik untuk segera kembali mengadakan negosiasi dan mencegah peningkatan kekerasan. Dan semua pertumpahan darah lebih lanjut harus dicegah," katanya kepada para wartawan, seperti disadur dari AFP.

Westerwelle menyerukan pada semua pihak untuk kembali pada proses politik termasuk semua kekuatan politik. "Kami mendesak pemerintah sementara dan otoritas Mesir untuk mengizinkan protes damai. Dan pada waktu yang sama kami berharap dari kekuatan lain agar menjauhkan diri dari kekerasan, jangan menyerukan kekerasan dan jangan gunakan kekerasan," ujarnya.

Berbicara dalam situasi sangat berbahaya, Westerwelle mengatakan, Berlin menginginkan harapan kepada Mesir. Ia juga mendesak warga Jerman untuk menghormati peringatan perjalanan dari kementeriannya, khususnya untuk menghindari protes publik.

Militer Mesir bergerak ke dua kamp protes terbesar Kairo yang diduduki pendukung Mursi, yang melakukan tindakan keras dan segera berubah menjadi pertumpahan daerah dengan puluhan korban tewas. Di tengah kondisi kacau di lapangan, koresponden AFP menghitung, setidaknya 43 mayat di kamar mayat darurat yang didirikan petugas medis rumah sakit yang berjaga di lapangan dan mengobati puluhan terluka.

Mursi, Presiden Mesir pertama yang menang dalam Pemilu, dikudeta militer pada 3 Juli. Bentrokan antara demonstran pro dan anti Moursi serta tentara keamanan telah menewaskan lebih dari 250 orang sejak akhir Juni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement