REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan khusus liga Arab untuk PBB, Lakhdar Brahimi mengatakan ada zat kimia yang digunakan dalam serangan 21 Agustus di Suriah yang menewaskan ratusan orang.
"Ini terlihat sejumlah zat yang digunakan untuk membunuh banyak orang. Ratusan. Jelasnya lebih dari 100, beberapa orang bilang 300, ada yang bilang 600, mungkin 1.000 orang, atau mungkin lebih dari 1.000 orang," ujar Brahimi dikutip Al-Arabiya, Rabu (28/8).
Utusan negara Barat diyakini akan membuat keputusan dengan respons militer untuk serangan senjata kimia mematikan di Suriah selama pertemuan dengan koalisi nasional Suriah di Istanbul pekan ini. Australia, sekutu dekat AS juga mendorong aksi yang mungkin melawan Suriah jika dewan keamanan PBB menolak rencana tersebut.
Wakil Presiden AS, Joe Biden mengatakan tidak ada keraguan pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia dan harus mendapat hukuman. Biden merupakan anggota paling senior dalam pemerintahan Obama yang menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan tersebut.
Obama belum membuat keputusan untuk respons AS terhadap serangan senjata kimia. Namun, mereka sedikit ragu untuk terlibat dalam aksi militer. Washington mengaku tidak ingin mengganti rezim yang mengindikasikan serangan militer hanya terbatas dan tidak berarti menggulingkan Assad.